Friday, March 28, 2008

Pesawat Kertas Diterbangkan di Luar Angkasa

Melipat-lipat kertas, lantas jadi bentuk-bentuk binatang, sering saya lakukan saat saya masih kecil dulu. Orang Jepang menyebutnya seni melipat ini dengan nama Origami. Anak saya pun, saat di TK juga sering diajari seni origami ini.

origami_pegasus_wikipedia.jpgOrigami adalah sebuah seni lipat yang berasal dari Jepang. Bahan yang digunakan adalah kertas atau kain yang biasanya berbentuk persegi. Sebuah hasil origami merupakan suatu hasil kerja tangan yang sangat teliti dan halus pada pandangan.

Origami merupakan satu kesenian melipat kertas yang dipercayai bermula semenjak kertas mula diperkenalkan pada abad pertama di Tiongkok pada tahun 105 oleh seorang Tiongkok dikasi yang bernama Ts'ai Lun.

proyek_konyol_ahli_origami_jawa_pos.jpgHari ini Jawa Pos Online menurunkan berita tentang Proyek Konyol Ahli Origami dan Ilmuwan Jepang. Sebuah proyek ilmiah yang bisa jadi "gila" tengah dikembangkan para ilmuwan dan ahli origami (melipat kertas sehingga menjadi bentuk tertentu) Jepang. Mereka akan menjatuhkan origami berbentuk pesawat dari luar angkasa untuk dipelajari laju terbangnya ke bumi.

Kedengarannya memang main-main, tapi sebenarnya itu proyek serius. Bahkan, tim tersebut sudah memiliki prototipe origami pesawat luar angkasa yang sudah lolos tes kelayakan.

Badan luar angkasa negeri itu pun tertarik. Mereka sudah menyatakan untuk melibatkan diri. Demikian juga para astronot negeri tersebut.

"Kesuksesan penerbangan dari luar angkasa dengan pesawat origami akan menjadi contoh desain kendaraan atau pesawat ulang alik," kata pemimpin proyek itu, Shinji Suzuki. Sehari-hari, Suzuki merupakan profesor di Jurusan Astronatik dan Aeronatik Universitas Tokyo.

Gagasan tersebut muncul di benak Suzuki sepuluh tahun lalu. Setelah berdiskusi dengan ahli dari berbagai disiplin ilmu, dia pesimistis idenya itu bisa dilakukan. "Ide tersebut sepertinya memang sederhana. Namun, tidak masuk akal dan gila," ujarnya.

Dia tidak menyerah. "Setelah dipikir-pikir, ide tersebut tidak terlalu konyol. Itu bisa berhasil bila pesawat origami tersebut ’terbang’ kembali ke bumi dengan kecepatan sangat rendah," terangnya.

Uji coba pun dilakukan di sebuah laboratorium di luar Kota Tokyo, Februari lalu. Objeknya adalah pesawat origami dengan panjang 8,5 sentimeter dan lebar 7 sentimeter.

Prototipe pesawat origami itu diterbangkan dengan suhu yang mirip dengan suhu udara ketika pesawat luar angkasa mulai masuk ke atmosfer bumi. Hasilnya, setelah "mendarat", pesawat tersebut tetap utuh. "Setelah ’terbang’ selama 12 detik, pesawat itu tidak rusak atau terbakar. Dengan hasil tersebut, secara teori, pesawat kecil itu bisa kembali ke bumi," tambah Suzuki.

Hasil percobaan itu membuat Badan Eksplorasi Luar Angkasa Jepang (JAXA) menerima ide konyol tersebut untuk diteliti lebih lanjut. Mereka menjanjikan suntikan dana USD 300 ribu (sekitar Rp 2,8 miliar) per tahun selama tiga tahun untuk melanjutkan studi proyek itu.

Sepertinya, keinginan Suzuki bisa terlaksana. Namun, ada satu masalah yang belum terpecahkan. Yaitu, cara melacak pesawat kertas itu atau memprediksi tempat pendaratan pesawat tersebut.

Kritikus mengatakan, masalah itu membuat tes prototipe tersebut sia-sia. "Pesawat origami tersebut mungkin tidak akan kembali lagi ke bumi. Itu bergantung angle yang dimasuki di atmosfer," ujar Yasuyuki Miyazaki, insinyur aerospace di Universitas Nihon, Jepang.

Meski demikian, Suzuki tidak patah arang. "Ilmu dipelajari dengan mencobanya," tegas Suzuki.

Dan memang, kebanyakan penemuan teknologi baru, sering diawali dengan hal-hal yang konyol. Kalau di Indonesia, kekonyolan lebih karena demi untuk kepentingan perut sendiri. Bukan untuk ilmu.

No comments:


Soegeng Rawoeh

Mudah-mudahan apa yang tertuang dalam blog ini ada guna dan manfaatnya.