Saturday, May 31, 2008

Jaga Perkembangan Otak Anak Kita

Menurut KOMPAS.com, otak dapat bekerja dengan baik kalau manusia merasa senang.

Otak akan bekerja dengan baik ketika manusia merasa senang dan tidak tertekan. Proses itu dimulai pada usia dini, dan berlanjut ke masa anak-anak hingga remaja. Hanya saja, pada usia tersebut, suasana senang dengan bermain sangat kurang porsinya.

Hal itu dikatakan Shifu Yonathan Purnomo, pakar kecerdasan otak yang juga pencipta dan pendiri Shuang Guan Qi Xia International (perguruan kecerdasan otak yang berpusat di Surabaya), Rabu (28/5), dalam Seminar Intrapreneurship di Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

"Anak yang sejak di SD hingga SMA dianggap pandai, belum tentu nanti dia cerdas. Itu karena kondisi sekitar membuat otaknya tidak bekerja dengan baik dan maksimal. Ada tahap yang ingin dilompati, biasanya oleh orang tua mereka," ujar Shifu.

Seorang anak, di masa sekarang, sudah dijejalkan materi pelajaran sejak TK. Bahkan di playgroup, pengenalan tentang huruf-huruf sudah diajarkan. Itu sebenarnya tidak perlu dan belum saatnya. Yang terbaik, anak dibiarkan saja bermain dan bergerak.

"Biarkan saja anak lari-lari. Kalau nggak mau belajar karena lagi malas, ya biarkan saja. Kenalkan dengan olah raga dan hal yang membuat dia banyak bergerak, bukan hanya duduk sambil bermain atau lari-lari bermain di dalam ruang kelas. Dengan banyak bergerak, zat milin sebagai nutrisi otak akan dibuat tubuh," katanya.

BLT = Bikin Lonjakan Temperamen

Kemarin Wapres juga mengatakan kepada Kompas dana bantuan langsung tunai (BLT) adalah hak bagi masyarakat miskin. Hak itu, kata Wapres, bisa diterima atau ditolak oleh yang bersangkutan.

”Tapi, bila ada orang lain yang menghalangi atau melarang orang miskin itu untuk menerima BLT adalah suatu pelanggaran konstitusi,” tegas Wapres.

Menurut Wapres, pemberian dana BLT adalah kewajiban pemerintah untuk menjalankan perintah konstitusi. ”Menurut konstitusi, orang miskin harus disantuni. Bila pemerintah melakukan itu, tidak bisa dilarang,” ujarnya.

Memang, Pasal 34 UUD 1945 mengatakan bahwa: Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.

Tapi soalnya adalah, apakah akibat kenaikan harga BBM dan 'hanya' dengan BLT, maka fakir miskin dan anak terlantar menjadi terkurangi? Apa bukan malah menambah jumlahnya?

Yang pasti, keberadaan BLT, bikin susah semua pihak. Diberitakan oleh KOMPAS bahwa: Seumur kariernya di PT Pos Indonesia, baru kali ini Salastri Sugiharti merasa jantungnya hampir copot. Selasa (27/5) pagi itu, Salastri selaku Koordinator Lapangan Bantuan Langsung Tunai Kantor Pos Pejompongan, Jakarta Pusat, dimaki-maki oleh seorang pria penerima BLT. Selain diancam akan diadukan ke polisi, laki-laki itu juga mengeluarkan kata-kata kotor.

Bagi warga yang beruntung menerima BLT, lanjut KOMPAS, seperti Kusnadiyanto (57), bantuan dari pemerintah itu tidak serta-merta meringankan beban hidup mereka. Menurut Kusnadiyanto, uang sebesar Rp 300.000—bantuan pemerintah selama tiga bulan—itu akan digunakan sebagai tambahan modal berjualan nasi di belakang Hotel Shangri-La.

”Sebenarnya kalau boleh milih, lebih baik enggak terima BLT, tapi harga BBM enggak naik deh. Soalnya sekarang kenaikan ongkos transportasi dan harga bahan pokok tinggi banget,” katanya.

Tak heran bila banyak Pak Lurah atau Kepala Desa berteriak menolaknya. Bukannya mau menghalangi atau melarang orang miskin itu untuk menerima BLT. Soalnya mereka pasti banyak terkena getahnya ketimbang makan nangkanya.

Teman saya, gara-gara mengurus BLT (tahun 2005) terpaksa harus mengundurkan diri dari Ketua RT, karena hampir setiap hari ia kedatangan warganya yang protes karena tidak menerima BLT. Katanya, ia telah mendata 50 orang, ternyata yang turun hanya untuk 12 orang.


Kutukan itu Bernama Minyak Bumi

Nampaknya tambang minyak yang berada di bumi Nusantara ini tak lebih dari sebuah kutukan belaka. Betapa tidak, Seperti kata MT Zen, Guru Besar Emeritus ITB, menulis di KOMPAS bahwa : Dahulu, di zaman Orde Baru, saya masih ingat sekali bahwa setiap kali ada berita tentang turunnya harga minyak di pasaran dunia, Pemerintah Indonesia sudah berkeluh kesah. Pada waktu itu cadangan terbukti Indonesia tercatat 12 miliar barrel.

Kini, pada masa Reformasi ini, lebih khusus lagi selama kekuasaan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla, pemerintah juga berteriak, berkeluh kesah, dan panik apabila harga minyak meningkat di pasaran dunia.

Harga minyak turun berteriak, harga minyak naik lebih berteriak lagi dan panik. Jadi, apa gunanya kita punya minyak, sedangkan Indonesia sejak awal sudah menjadi anggota OPEC? Alangkah tidak masuk akalnya keadaan ini? Sangat kontroversial. Minyak itu tak lain adalah kutukan.

Cadangan tak tersentuh

Hingga kini Indonesia secara resmi disebut masih mempunyai cadangan minyak sebesar 9 miliar barrel. Memang betul, jika dibandingkan dengan cadangan minyak negara-negara Timur Tengah, 9 miliar barrel itu tidak ada artinya. Namun, jelas-jelas Indonesia masih punya minyak. Selain cadangan lama, cadangan blok Cepu belum juga dapat dimanfaatkan. Belum lagi cadangan minyak yang luar biasa besar di lepas pantai barat Aceh.

Perlu diketahui bahwa pada pertengahan tahun 1970-an Indonesia memproduksi 1,5 juta barrel per hari. Yang sangat mencolok dalam industri minyak Indonesia adalah tik ada kemajuan dalam pengembangan teknologi perminyakan Indonesia sama sekali.

Norwegia pada awal-awal tahun 1980-an mempunyai cadangan minyak yang hampir sama dengan Indonesia. Perbedaannya adalah mereka tidak punya sejarah pengembangan industri minyak seperti Indonesia yang sudah mengembangkan industri perminyakan sejak zaman Hindia Belanda, jadi jauh sebelum Perang Dunia ke-2. Lagi pula semua ladang minyak Norwegia terdapat di lepas pantai di Laut Atlantik Utara. Lingkungannya sangat ganas; angin kencang, arus sangat deras, dan suhu sangat rendah; ombak selalu tinggi.

Teknologi lepas pantai, khusus mengenai perminyakan, mereka ambil alih dari Amerika Serikat hanya dalam waktu 10 tahun. Sesudah 10 tahun tidak ada lagi ahli-ahli Amerika yang bekerja di Norwegia.

Saya berkesempatan bekerja di anjungan lepas pantai Norwegia dan mengunjungi semua anjungan lepas pantai Norwegia itu. Tak seorang ahli Amerika pun yang saya jumpai di sana sekalipun modalnya adalah modal Amerika, terkecuali satu; seorang Indonesia keturunan Tionghoa dari Semarang yang merupakan orang pertama yang menyambut saya begitu terjun dari helikopter dan berpegang pada jala pengaman di landasan. Dia berkata sambil tiarap berpegangan tali jala, ”Saya dari Semarang, Pak.” Dia seorang insinyur di Mobil yang sengaja diterbangkan dari kantor besarnya di daratan Amerika untuk menyambut saya di dek anjungan lepas pantai bernama Stadfyord A di Atlantik Utara.

Di sanalah, dan di anjungan- anjungan lain, saya diceritakan bahwa mereka tidak membutuhkan teknologi dari Amerika lagi. Mereka sudah dapat mandiri dan dalam beberapa hal sudah dapat mengembangkan teknologi baru, terutama dalam pemasangan pipa-pipa gas dan pipa-pipa minyak di dasar lautan. Teknologi kelautan dan teknologi bawah air mereka kuasai betul dan sejak dulu orang-orang Norwegia terkenal sebagai bangsa yang sangat ulet dan pemberani. Mereka keturunan orang Viking.

Ada satu hal yang sangat menarik. Menteri perminyakan Norwegia secara pribadi pernah mengatakan kepada saya bahwa Norwegia dengan menerapkan teknologi enhanced recovery dari Amerika berhasil memperbesar cadangan minyak Norwegia dengan tiga kali lipat tanpa menyentuh kawasan-kawasan baru. Ini sesuatu yang sangat menakjubkan.

Norwegia pernah menawarkan teknologi tersebut kepada Indonesia, tetapi mereka minta konsesi minyak tersendiri dengan persyaratan umum yang sama dengan perusahaan lain. Ini terjadi pada akhir tahun 1980-an. Namun, kita masih terlalu terlena dengan ”kemudahan-kemudahan” yang diberikan oleh perusahaan-perusahaan Amerika. Pejabat Pertamina tidak mau mendengarkannya. Gro Halem Brundtland, mantan perdana menteri, menceritakan hal yang sama kepada saya.

Contoh lain, lihat Petronas. Lomba Formula 1 di Sirkuit Sepang disponsori oleh Petronas. Petronas itu belajar perminyakan dari Pertamina, tetapi kini jauh lebih kaya dibanding Pertamina. Gedung kembarnya menjulang di Kuala Lumpur. Ironisnya, banyak sekali pemuda/insinyur Indonesia yang bekerja di Petronas.

Kenapa banyak sekali warga Indonesia dapat bekerja dengan baik dan berprestasi di luar negeri, tetapi begitu masuk kembali ke sistem Indonesia tidak dapat berbuat banyak?

Jika kita boleh ”mengutip” Hamlet, dia bekata, ”There is something rotten, not in the Kingdom of Denmark, but here, in the Republic of Indonesia.”

Lengah-terlena

Salah satu kelemahan Indonesia dan kesalahan bangsa kita adalah mempunyai sifat complacency (perkataan ini tidak ada dalam Bahasa Indonesia, cari saja di kamus Indonesia mana pun), sikap semacam lengah-terlena, lupa meningkatkan terus kewaspadaan dan pencapaian sehingga mudah disusul dan dilampaui orang lain.

Lihat perbulutangkisan (contoh Taufik Hidayat). Lihat persepakbolaan Indonesia dan PSSI sekarang. Ketuanya saja meringkuk di bui tetap ngotot tak mau diganti sekalipun sudah ditegur oleh FIFA.

Apa artinya itu semua? Kita, orang Indonesia tidak lagi tahu etika, tidak lagi punya harga diri, dan tidak lagi tahu malu. Titik.

Ketidakmampuan Pertamina mengembangkan teknologi perminyakan merupakan salah satu contoh yang sangat baik tentang bagaimana salah urus suatu industri. Minyak dan gas di Blok Cepu dan Natuna disedot perusahaan-perusahaan asing, sementara negara nyaris tak memperoleh apa pun. Dalam hal ini, Pertamina bukan satu-satunya. Perhatikan benar-benar semua perusahaan BUMN Indonesia yang lain. Komentar lain tidak ada.

Semoga ini menjadi refleksi kita semua. Khususnya para petinggi negara ini, yang notabene 'abdi negara' demi kesejahteraan (bukan kesengsaraan) bangsa Indonesia.

Thursday, May 29, 2008

APBN untuk Rakyat atau untuk Birokrat dan Wakil Rakyat?

DI negeri ini para pemilik mobil adalah kaum beruntung. Bayangkan, tercatat tak sampai 8 juta mobil pribadi berseliweran di negara berpenduduk 230 juta ini. Walhasil, karena cukup banyak keluarga yang memiliki lebih dari satu mobil, cukup aman untuk menduga bahwa pemilik kendaraan roda empat ini adalah kelompok sepuluh persen rakyat Indonesia terkaya. Mereka berada di ujung atas tingkat kesejahteraan.

Di ujung yang lain hidup sekitar 20 juta keluarga termiskin bangsa ini dengan pendapatan di bawah US$ 2 sehari. Mereka jelas masuk kelompok fakir miskin, yang menurut konstitusi harus dientaskan dari kepapaannya oleh pemerintah.

Tapi apa yang selama ini dilakukan pemerintah?

Gara-gara kenaikan harga minyak dunia yang gila-gilaan belakangan ini, sebagian besar dana pengeluaran pemerintah ternyata dipakai untuk mensubsidi bahan bakar minyak, yang tahun ini diperkirakan mencapai 132 triliun. Ini berarti lebih dari empat kali lipat belanja untuk Departemen Pendidikan, lembaga pemerintah yang anggarannya paling besar.

Lantas siapa saja penikmat subsidi ini? Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan 70 persen dari jumlah itu dinikmati para pemilik mobil. Untuk setiap kendaraan beroda empat, pemerintah memberikan subsidi rata-rata sejuta rupiah sebulan. Artinya, keluarga kaya yang memiliki empat mobil akan menerima derma pemerintah Rp 4 juta sebulan. Bandingkanlah nasib kalangan beruntung itu dengan keluarga termiskin di negeri ini, yang hanya menerima bantuan Rp 100 ribu sebulan, itu pun diterima tiga bulan sekali. (MBM Tempo Online, Cabut Subsidi Mobil Pribadi).

Jika pemerintah menyatakan bahwa subsidi BBM kebanyakan dinikmati oleh rakyat kaya, pemerintah keliru. Subsidi BBM adalah ibarat oli dalam mesin pertumbuhan ekonomi, terutama untuk usaha mikro kecil menengah (UMKM). Jika pemerintah tidak mampu memberi stimulus pertumbuhan ekonomi yang lain, mencabut subsidi BBM ibarat mengambil napas hidup lebih dari 100 juta rakyat Indonesia.

Jumlah UMKM di Indonesia mencapai 48 juta unit dan sebagian besar bergantung pada BBM. Begitu juga dampak bagi nelayan, yang 60 persen biaya produksinya berasal dari BBM. Jumlah nelayan di Indonesia mencapai 3,4 juta orang (Statistik Perikanan 2004). Jika dihitung dengan jumlah orang yang bergantung pada jenis usaha ini (UMKM dan nelayan, asumsi 3 orang per unit), ada sekitar 150 juta manusia yang menggantungkan nafkah hidupnya pada subsidi BBM secara langsung. Ibarat manusia yang telah sesak napas akibat kenaikan bahan pangan dunia yang tinggi, kenaikan harga BBM akan membuat rakyat semakin tersengal-sengal.

Berkaitan dengan defisit APBN yang dialami oleh pemerintah, yang menjadi pertanyaan sekarang adalah apakah keberadaan anggaran yang cukup bagi pemerintah dapat membuat pemerintah cukup efisien dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat? Apakah cukup dengan BLT yang nilai dan cakupannya tidak seberapa dan hanya berlaku tidak sampai setahun? Atau dengan anggaran kesehatan di APBN yang persentasenya masih jauh di bawah negara-negara ASEAN lain? Atau amanat anggaran pendidikan di dalam konstitusi yang mencapai 20 persen yang cuma utopis? Itu baru alokasi, belum tingkat efisiensi anggaran yang benar-benar sampai ke rakyat.

Lamban dan korup

Sekadar untuk mengingat kembali tahun 2005, ketika pemerintah baru menaikkan harga BBM sebanyak dua kali (128 persen), tidak lama setelah itu (2006) DPR mengajukan kenaikan gaji yang tidak tanggung-tanggung, yaitu sebesar 40-60 persen. Dari take home pay sebesar Rp 25 juta menjadi Rp 35 juta-Rp 40 juta, sementara untuk pimpinan DPR mencapai Rp 60 juta-Rp 70 juta. Total penambahan gaji anggota DPR ketika itu mencapai Rp 200 miliar. Kenaikan gaji tersebut tentu saja sangat melukai nurani keadilan rakyat. Namun, program tersebut jalan terus, dengan alasan untuk meningkatkan efisiensi fungsi DPR. Kenyataannya, setelah beberapa anggota DPR ditangkap oleh KPK, DPR terbukti masih tidak efisien dan tidak mampu menunjukkan kepedulian kepada rakyat.

Begitu juga dengan lembaga eksekutif. Kenaikan gaji PNS yang mencapai 20 persen (di beberapa direktorat Departemen Keuangan kenaikan mencapai hampir 400 persen, lihat situs depkeu.go.id) apakah dapat mengefisienkan fungsi pemerintah dalam pelayanan publik sehingga ujung-ujungnya dapat menstimulus pertumbuhan ekonomi? Kenyataan menunjukkan bahwa mesin birokrasi yang diberi subsidi dana pajak dari rakyat (APBN) masih merupakan mesin yang terlalu gemuk, lamban, dan korup.

Hal ini terbukti dari tingkat kebocoran anggaran dalam pengadaan barang dan jasa yang disebut oleh KPK mencapai 30 persen. Anggaran belanja pengadaan barang dan jasa pemerintah di dalam APBN mencapai Rp 600 triliun, dan jika kebocoran dapat disetop, penghematan dapat mencapai Rp 150 triliun (sumber hukumonline.com, 1/11/2007). Nilai itu hampir setara dengan subsidi BBM yang diberikan pemerintah untuk rakyat.

Begitu juga efisiensi dalam penegakan hukum. Dana koruptor BLBI yang mencapai ratusan triliun rupiah bisa raib begitu saja. (KOMPAS, APBN untuk Siapa?)

Tapi nasih sudah menjadi bubur. Bagaimana lagi...........

Menurut TEMPO, sebenarnya nasi sebenarnya belum jadi bubur. Kenaikan harga minyak dunia masih terus meroket dan anggaran pemerintah hanya aman untuk sementara. Majalah ini berharap, waktu jeda yang tersedia setelah kenaikan harga bahan bakar minyak dimanfaatkan sebaik mungkin. Pilihan kebijakan tentang harga minyak tak boleh lagi semata-mata demi menyelamatkan neraca anggaran pemerintah, tapi harus bertumpu pada sisi keadilan belanja uang negara. Itu sebabnya persiapan mencabut subsidi bahan bakar minyak bagi para pemilik kendaraan bermotor pribadi harus dilakukan dan diterapkan pada waktu yang tepat.

New Wave Marketing bagi Kompas.com

KOMPAS adalah bacaan saya sejak dulu.

Meskipun teman sekantor jarang yang suka koran ini, tapi tetap saja saya suka. Walau terus terang belakangan ini saya membeli KOMPAS hanya pada hari-hari tertentu saja. Maklum zaman repot nasi. Terlebih setelah sering menengok internet, saya malah jarang beli.

Dengan membaca di internet, selain lebih banyak, lebih variatif, juga bisa dicopy untuk dikliping dengan mudah. Tidak harus gunting-tempel. Menyusahkan saja. Apalagi bila di baliknya ada tulisan bagus. Mesti beli dua atau difotokopi dulu sebelum digunting.

Selain Kompas.com, juga ada Kompas cetak, Kompas Mobile, Kompas Image, Kompas TV, Seleb TV, Community, Entertainment, Bola dan Tekno.

Selasa kemarin, ada berita yang membanggakan. Di sana dikatakan Kompas.com Raih New Wave Marketing. Lengkapnya itu berita adalah sebagai berikut:

Kompas Gramedia, yang memelopori pendekatan pemasaran baru melalui megaportal Kompas.com, meraih New Wave Marketing Award. Perusahaan konsultan pemasaran MarkPlus Inc, yang memberikan penghargaan, menilai Kompas.com membangun relasi partisipatif dan kolaboratif dengan penggunanya.

Chief Executive MarkPlus Institute of Marketing Yuswohady di Jakarta, Selasa (27/5), mengatakan, penghargaan yang baru pertama kali diberikan ini dinominasikan pula untuk Toyota Astra Motor dan Sony Ericsson, sebelum akhirnya dimenangi kelompok Kompas Gramedia (KG).

”Melalui Kompas.com, KG telah bertransformasi dari media konvensional menjadi lebih sosial,” ujar Yuswohady sebelum penyerahan penghargaan.

Chief Executive Officer MarkPlus Inc Hermawan Kartajaya menjelaskan, pendekatan pemasaran baru tak terhindarkan karena tuntutan kreativitas yang didorong perkembangan teknologi digital. Keterbukaan pasar serta menguatnya peran individual dalam perubahan sosial-ekonomi juga menjadi pendorong.

Perubahan dinamika itu membuat langkah promosi dari atas ke bawah tidak lagi efektif. Konsumen ingin lebih partisipatif.

”Sekarang tidak jelas lagi siapa kompetitor dan pelanggan Anda. Kadang diperlukan kolaborasi dengan customer, bahkan dengan kompetitor,” ujar Hermawan.

Menyikapi perubahan dinamika itu, megaportal Kompas.com didesain lebih partisipatif dengan beberapa fitur, seperti KompasTV, SelebTV, Videoku, sekaligus membangun komunitas dengan Forum Pembaca Kompas dan blog.

Akhir pekan lalu, Kompas.com juga meraih penghargaan Cakram, mengalahkan Detik.com dan Okezone.com. (DAY)

Profisiat untuk KOMPAS.

Tuesday, May 27, 2008

Dari Rock ke Aremania

Di era tahun 70-an kota Malang identik dengan Musik Rock. KOMPAS mengatakan bahwa rock menjadi ikon kota Malang. Grup Band Rock kalau belum pernah main di Malang, belum diakui sebagai grup band yang disegani.

The Rollies, Giant Step, God Bless, untuk menyebut beberapa nama, memerlukan tampil di Malang, agar namanya bisa disegani di blantika musik Indonesia.

Namun kini, sejak tahun 90-an, ikon itu telah berubah menjadi Aremania. Dikatakan oleh KOMPAS bahwa: Komunitas pendukung klub sepak bola Arema Malang ini seolah lahir begitu saja pada tahun 1990-an seiring perkembangan klub swasta Arema Malang. ”Tidak ada yang membentuk Aremania karena komunitas ini terbentuk dengan sendirinya. Siapa pun yang mencintai Aremania boleh ikut meski bukan orang Malang,” kata Yuli Sumpil, dirigen Aremania.

Sampai sekarang, komunitas ini dibiarkan cair, tanpa struktur, ketua, apalagi pembina. Maksudnya agar Aremania tidak tersusupi kepentingan tertentu. Aremania tidak ingin seperti komunitas suporter sepak bola di kota lain yang menjelang pemilu bisa diubah menjadi mesin politik. Hanya dengan mempertahankan karakternya yang cair itu, lanjut Yuli, Aremania bisa berkembang dan melekat di hati Arek Malang.

Mengapa Aremania mudah diterima di hati Arek Malang? Cerpenis Ratna Indraswari Ibrahim mengatakan, karakter Aremania sesungguhnya mewakili sifat Arek Malang yang egaliter, guyub, kuat rasa persaudaraannya, dan terus terang. Karena itu, Arek Malang dengan senang hati mengidentifikasi dirinya sebagai Aremania.

Komunitas ini juga masih mempertahankan tradisi untuk berbicara dengan bahasa walikan yang kata-katanya dieja dari belakang. Mas menjadi sam, singo edan menjadi ongis nade, saya menjadi ayas, arek malang menjadi kera ngalam. Cuma kata kodok yang tak mungkin dibolak-balik karena hasilnya tetap kodok juga.


Felling Hillary: Obama Terancam Pembunuhan

Senator Hillary Clinton memberi penjelasan mengapa dia terus bertahan walau sudah mustahil menjadi calon presiden dari Partai Demokrat. Hillary mengatakan, suaminya, Bill Clinton, juga baru dinyatakan unggul pada Juni 1992 setelah memenangi pemilihan pendahuluan di California. Lagi, dia mengantisipasi terulangnya kasus pembunuhan Robert Francis Kennedy (RFK) di California. RFK tewas pada 5 Juni 1968 di Los Angeles setelah memenangi pemilihan pendahuluan di California sebagai bakal calon presiden dari Partai Demokrat. Kematian RFK membuat Hubert Humphrey menjadi capres Demokrat walau kemudian kalah dari Richard Nixon.

Hillary mengatakan itu setelah ia terus mendapatkan pertanyaan mengapa masih saja bertahan walau sudah tak diunggulkan. Ia tidak spesifik menyebutkan soal antisipasi pembunuhan terhadap Obama. Namun, ia merujuk pada kasus yang menimpa RFK itu, yang membuat Humphrey jadi capres. Setelah kematian RFK, semua bakal calon presiden AS mendapatkan perlindungan dari agen rahasia, sebagaimana juga didapatkan Obama tahun lalu untuk alasan tertentu.

Meski demikian, Hillary buru-buru meminta maaf atas ucapannya itu. ”Saya menyesal jika ucapan saya ada yang menyinggung trauma bangsa dan khususnya keluarga Kennedy. Ucapan saya juga mungkin telah menyinggung perasaan mereka. Sungguh, saya tidak memiliki niat apa pun soal ucapan saya itu,” papar Hillary.

[ Sumber: KOMPAS, Hillary Clinton Antisipasi Pembunuhan Obama, 25 Mei 2008 ]

Deplu AS: Ke Indonesia? Awas Copet dan Teroris!

Mulai Jumat (23/5) lalu, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (Deplu AS) mencabut larangan perjalanan (travel warning) ke Indonesia yang diberlakukan sejak November 2000 atau delapan tahun lalu. Namun, pencabutan travel warning itu diikuti tip untuk mewaspadai jambret dan copet di kota-kota besar di Indonesia, seperti Jakarta dan Surabaya. Demikian Jawa Pos Online memberitakan.

Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Cameron R. Hume mengatakan, keputusan tersebut diambil setelah melihat kondisi keamanan di Indonesia yang sudah kondusif, sehingga travel warning tidak diperlukan lagi. "Amerika Serikat telah mencabut larangan tersebut karena perbaikan yang dilakukan pemerintah Indonesia terhadap situasi keamanan saat ini," ujarnya di Jakarta kemarin (25/5). Berakhirnya travel warning itu mulai efektif 23 Mei 2008.

Hume yang menjadi Dubes AS di Indonesia menggantikan Lynn Pascoe itu, menjelaskan, Indonesia tidak pernah mengalami serangan teroris dalam skala besar sejak Oktober 2005. "Pemerintah Indonesia juga telah membongkar, menangkap, dan mengadili berbagai elemen terorisme," lanjutnya.

Dengan berakhirnya travel warning, Hume menyatakan itu keputusan signifikan dan berharap hal tersebut mengarah kepada hubungan lebih erat antara masyarakat kedua negara. Dia berharap semakin banyak pengusaha, wisatawan, dan akademisi Amerika berkunjung ke Indonesia untuk mengembangkan perdagangan, pariwisata, dan pertukaran pendidikan kedua negara. "Amerika Serikat tetap berkomitmen untuk melindungi warga negara Amerika di Indonesia dengan meningkatkan kerja sama keamanan dengan aparat di Indonesia," paparnya.

Meski mencabut larangan perjalanan, Deplu AS tetap memberikan catatan-catatan dan tip perjalanan bagi warganya yang ingin pergi ke Indonesia. Melalui situs resmi-nya, Deplu AS menyebutkan Indonesia termasuk negara yang menjadi incaran bagi teroris. Karena itu, warga AS yang ingin melakukan perjalanan ke Indonesia disarankan tetap waspada. Beberapa daerah yang rawan konflik juga disebutkan agar menjadi perhatian khusus.

Oh, malunya saya, karena Indonesia banyak pencopet dan penjambret dan lahan bagi teroris.

Saturday, May 24, 2008

Menjadi Negara Gagal


Jangan Biarkan Indonesia Jadi Negara Gagal, tulis MT Zen, Pensiunan Guru Besar ITB, di KOMPAS, Rabu, 14 Mei 2008.

Apa yang disebut dengan negara gagal? Menurut MT Zen, definisi dapat bermacam-macam dan orang dapat berdebat mengenai hal itu tanpa henti. Jadi, lebih baik disebutkan beberapa kriteria atau ciri khas yang banyak disepakati di dunia ini mengenai apa yang disebut sebagai negara gagal. Yang terpenting adalah hal-hal berikut ini.

Terasa tidak ada lagi jaminan keamanan: orang merasa tidak aman dan tidak nyaman dan ingin mengungsi ke negeri orang. Kasus perusakan tempat-tempat ibadah merupakan salah satu hal yang khas bagi negara gagal.

Pemerintah seakan-akan tidak lagi dapat menyediakan kebutuhan pokok, seperti pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, penyediaan bahan kebutuhan pokok (Indonesia: gas dan minyak tanah seperti yang terjadi belakangan ini). Infrastruktur menjadi semakin tak keruan dan tidak efektif lagi.

Korupsi merajalela dan justru dilakukan oleh lembaga yang sebenarnya mempunyai tugas pokok melindungi rakyat, masyarakat, dan negara terhadap gangguan korupsi itu, seperti DPR, DPRD, Mahkamah Agung, Kejaksaan Agung, kepolisian, dan anggota kabinet. Di negara-negara gagal sebenarnya justru negara itu bersekongkol dengan para preman, mafia, dan teroris.

Bentrokan-bentrokan horizontal di antara kelompok etnisitas yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Hal itu menunjukkan ketidakberdayaan aparat negara.

Kehilangan kepercayaan masyarakat yang merata dan menyeluruh.

Apakah Indonesia sudah menjadi negara gagal? Tidak! Atau belum setidak-tidaknya, tetapi Indonesia menuju dengan cepat ke arah itu.

Di dunia ini sudah didaftar beberapa negara gagal. Indonesia belum termasuk. Namun, jika dibiarkan terus tanpa ada tindakan drastis untuk mencegahnya, hal itu akan menjadi kenyataan. Beberapa orang ahli atau beberapa lembaga internasional sudah mulai menyebut-nyebut bahwa Indonesia sudah harus sangat waspada dan berhati-hati. Berusahalah sekuat tenaga agar Indonesia tak jatuh menjadi negara gagal.

Memanfaatkan Kotoran Manusia


Setelah BBM naik, saya lebih banyak di rumah sekarang. Membaca beberapa artikel KOMPAS yang saya kliping, yang sebagian besar belum pernah saya baca secara detil. Setelah membuka beberapa halaman, mata saya tertuju pada tulisan yang dimuat pada hari Kamis, 15 Mei 2008 (Dikembangkan Biogas dari Kotoran Manusia). Nampaknya energi biogas ini perlu terus dikembangkan, karena tak selamanya BBM itu bersahabat dengan kita, khususnya soal harga yang kian hari kian tinggi. Dalam tulisan itu dikatakan bahwa:

Energi terbarukan biogas tidak hanya dapat diproduksi di pedesaan dengan bahan baku limbah organik atau kotoran hewan, tetapi juga berpeluang digunakan di wilayah perkotaan. Biogas di perkotaan bisa didapatkan melalui pengelolaan kotoran manusia secara terpadu.
Dari 3.000 kepala keluarga di perkotaan dapat dihasilkan 225 meter kubik biogas atau setara dengan 103,5 kg elpiji setiap hari, yang dapat digunakan untuk memasak 207 keluarga.
Demikian ujar peneliti Balai Teknologi Lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Abdul Kholiq di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) Serpong, Tangerang, pada Rabu (14/5). ”Itu tidak hanya memberikan manfaat energi terbarukan, tapi menghasilkan pula pupuk organik dan diperoleh lingkungan dengan air tanah tidak tercemar,” kata Kholiq.

Menurut dia, salah satu daerah yang mengembangkan biogas dari kotoran manusia ada di Yogyakarta. Penggeraknya adalah lembaga swadaya masyarakat (LSM) setempat. Sumbernya dari limbah yang terbatas dari beberapa WC milik warga.
Pengelolaan kotoran manusia secara terpadu untuk menghasilkan biogas di kota-kota besar di Indonesia akan terkendala oleh carut-marunya infrastruktur kota. Menurut Kholiq, kondisi tersebut bisa jadi pelajaran penataan infrastruktur kota-kota baru. Misalnya, kota-kota mandiri seputar Jakarta, seperti Tangerang, Depok, Bekasi, dan Bogor.

Kepala Balai Teknologi Energi BPPT Titiresmi mengatakan, untuk menunjang produksi biogas secara optimal di wilayah perkotaan dan pedesaan perlu melibatkan industri-industri tertentu yang membutuhkannya.

”Pada industri etanol dari singkong di Lampung, Balai Teknologi Energi BPPT sudah menyampaikan rancangan pengolahan limbahnya supaya diolah menjadi biogas,” kata Titiresmi.
Dari industri etanol diperoleh potensi limbah cair sebanyak 100 meter kubik per hari–yang menghasilkan 1.200 meter kubik biogas, setara dengan 744 liter minyak tanah, setara dengan 552 kg elpiji. Satu meter kubik biogas sama dengan 0,62 liter minyak tanah atau 0,46 kg elpiji.
Biogas dari kotoran manusia dihitung, dengan asumsi 1 keluarga terdiri atas 5 orang yang masing-masing menghasilkan kotoran 0,3 kilogram per hari. Dari 3.000 keluarga terkumpul 4.500 kg. Satu kilogram kotoran manusia menghasilkan 0,05 meter kubik biogas. Jadi, total bisa dihasilkan 225 meter kubik biogas, setara dengan 103,5 kg elpiji per hari.

Ketika saya masih mahasiswa dulu, kalau nggak salah 25 tahun yang lalu, dalam suatu kegiatan di pedesaan, bersama dengan Ikatab Mahasiswa Pecinta Alam (Impala) pernah mengenalkan soal biogas dari kotoran manusia. Setelah membaca tulisan itu, saya mencoba mengunjungi situs IMPALA. Ternyata soal biogas ini tak ada di sana. Mungkin dulu arsipnya nggak tersimpan. Tapi itu nggak penting. Yang penting sekarang adalah, bagaimana agar kotoran kita yang kita produksi setiap hari itu bisa kita manfaatkan dengan optimal. Paling tidak, nantinya, kita tak lagi pusing soal septik-tank atau soal BBM yang selalu saja naik.... naik.... ke puncak gunung....... tinggi...... tinggi............... sekali.................

10 Tahun Repot Nasi

Ketika reformasi bergulir 10 tahun lalu, persoalan ekonomi dan kesejahteraan rakyat merupakan salah satu agendanya. Apa yang kita capai kini?

Paling menonjol dalam gugatan reformasi terhadap penyelenggaraan dan pembangunan ekonomi ialah tumpukan utang negara, sementara kekayaan sumber daya alam kian terkuras. Kesenjangan antara yang kaya dan miskin melebar. Jumlah orang miskin membengkak. Demikian tulis KOMPAS dalam Tajuk Rencananya, 15 Mei 2008. Lanjutnya, Sebagai pemilik sumber daya alam (energi), Wakil Presiden Jusuf Kalla pernah menyatakan ”industry follow energy” adalah kebijakan energi Indonesia ke depan. Manfaatnya bisa berlipat ganda bagi rakyat Indonesia. Namun, pernyataan itu berlalu begitu saja karena tak berwujud pada tingkat operasional.

Jangankan itu, sekadar bernegosiasi untuk membenahi kontrak dengan pihak asing di bidang perminyakan, gas, pertambangan, dan sektor lainnya yang merugikan, kita seolah menghadapi hantu, ketakutan. Kontrak bisnis memang harus dihormati, tetapi negosiasi ulang dalam kondisi luar biasa juga tidak ”haram”.

Negosiasi ulang demi kepentingan dan kemakmuran rakyat, bangsa, bukan sekadar kepentingan jangka pendek kelompok saja, tentu akan mendapat dukungan kuat dan luas anak-anak bangsa. Pihak asing pun bisa memahami sepanjang negosiasi diletakkan pada kepentingan bersama yang berkelanjutan dan jangka panjang.

TEMPO Edisi 12/XXXVII/12/12 - 18 Mei 2008, dengan judul : Jatuh 10 Kali, Bangun 11 Kali, mengulas soal para pengusaha yang berjaya akibat reformasi. Begini:

SELEKSI alam 11 tahun lalu menapis pengusaha negeri ini ke dalam dua gundukan: sejati dan karbitan. Ada yang jatuh tapi bangkit lagi. Umpamanya, Keluarga Bakrie. Tenggelam dalam utang Rp 10 triliun pada 1998, kekayaan keluarga ini mencelat ke angka Rp 49.7 triliun. Majalah Forbes mendapuknya menjadi orang terkaya di Indonesia 2007.

Ada pula yang jatuh hingga kini belum kunjung bangun, seperti imperium bisnis Keluarga Cendana. Ada pula yang tak pernah jatuh, seperti Robert dan Michael Hartono. Pemilik raksasa rokok Djarum ini tak pernah berutang. Kini bahkan berlipat tiga dibanding sebelum krisis. Berikut ini statistik mereka.

Photobucket

Seandainya dari total para pengusaha kaya negeri ini 5 % saja = Rp 18,47 triliun. Dan seandainya duit itu dipakai untuk mendirikan prabrik padat karya, berapa tenaga kerja terserap?

Belum lagi bilamana para petinggi Negara ini juga ikut andil di dalamnya. Alangkah akan berbahagianya sebagian besar rakyat Indonesia.

Saya berandai-andai, seumpama dari total para pengusaha kaya negeri ini 10 % saja = Rp 18,47 triliun. Dan seandainya duit itu dipakai untuk mendirikan prabrik padat karya, berapa tenaga kerja terserap?

Belum lagi bilamana para petinggi Negara ini juga ikut andil di dalamnya. Alangkah akan berbahagianya sebagian besar rakyat Indonesia.

Kenaikan BBM yang sudah berlaku beberapa menit yang lalu itu pasti akan diterima, bila andai-andai saya ini bisa terwujud.

Friday, May 23, 2008

SBY - JK Siap Untuk Tidak Populer

Agar berjalan lancar nampaknya pemerintah mencari hari baik, buat mengumumkan soal kenaikan harga BBM. Dan selamat, Pak SBY, akhirnya mantap sudah bahwa hari Jum'at adalah hari baik pilihan pemerintah Republik Indonesia.

Ketika Trans TV asyik dengan Lord of the Ring-nya, TVRI sibuk me-monitor olahraga, Indosiar tenggelam bersama Mama Mia, Global TV menyajikan film Big Movies "The Gods Must Be Funny In China", RCTI asyik ber-Indonesian Idol-ria, SCTV dengan Music Award-nya, sementara Metro TV, TV One dan AnTV tengah live menanti Gong Kenaikan Harga BBM, di samping itu Radio Elshinta, juga melaporkan pandangan matanya.

Selain ketiga stasiun TV dan satu Stasiun Radio, yang menyajikan secara live soal 'drama BBM', yang lain cuma sekedar menyiarkan dalam acara breaking news saja. TVRI hanya menyajikan berita dalam news ticker saja. Bahkan SCTV tak menganggap perlu untuk menyiarkan acara itu.

Setelah Presiden Republik Indonesia SBY selesai memimpin Rapat bersama para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu soal kenaikan harga BBM sekitar pukul 20.00 - 21.00 WIB., tak seperti biasanya, pak SBY tak menyediakan waktu untuk bertemu dengan wartawan. Andi Malarangeng mengatakan bahwa penjelasan soal BBM dipersilakan langsung ke Gedung Graha Sawali, Departemen Keuangan.

Setelah diberi pengantar oleh Menteri Keuangan, Dr. Sri Mulyani Indrawati, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Dr. Ir. Purnomo Yusgiantoro segera saja mengumumkan soal kenaikan itu.

Harga Eceran BBM Dalam Negeri berdasarkan peraturan (dsb. - dsb.) sejak pukul 00.00 WIB nanti, tanggal 24 Mei 2008, Minyak Tanah/Kerosin anak naik menjadi Rp 2.500 (sebelumnya Rp 2.000), Bensin Premium Rp 6.000 (4.500) dan Solar Rp 5.500 (Rp 4.300).

Jadi, kalau anda membeli BBM ke SPBU sekarang, jelas terlambat. Soalnya sudah pukul 00.09 WIB sekarang. Berdoa saja, semoga kita semua bakal dapat banyak rejeki.

Thursday, May 22, 2008

BBM Kapan Naik? Tanya Saja pada Tokek

Jum'at malam (23 Mei 2008) ada rencana bahwa kenaikan BBM bakal diumumkan.

Tapi kabar ini dibantah oleh sumber yang dihubungi KOMPAS Kamis, 22 Mei 2008. Katanya, kenaikan mungkin saja diumumkan beberapa hari kemudian atau pada hari Minggu (25/5) mendatang saat hari libur dan tenang sehingga pengumuman pemerintah tidak langsung diikuti dengan aksi demo dan turun ke jalan.

TEMPO Edisi. 12/XXXVII/12 - 18 Mei 2008, menulis bahwa Sri Mulyani mengatakan opsi menaikkan harga dilakukan agar anggaran pendapatan dan belanja negara sustainable.

Keputusan itu memang agak mengejutkan. Bagaimana tidak, selama empat bulan pertama tahun ini saja, setidaknya enam kali Presiden secara implisit mengatakan tidak akan menaikkan harga bahan bakar minyak. Di hadapan para tokoh perempuan, 18 April lalu, misalnya, ia berjanji mencari akal lain dan tidak buru-buru menaikkan harga.

Malah, ketika pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri mengusulkan penyesuaian harga, Presiden tak menggeser pendiriannya. Ia memastikan keputusan itu sebagai pilihan terakhir. Yudhoyono lebih menekankan penghematan dan optimalisasi produksi minyak dalam negeri.
Kenyataannya, sikap itu bergeser dua pekan kemudian. Dinamika harga minyak dunia yang cenderung naik membuat pemerintah ketar-ketir. Harga minyak mentah jenis WTI (West Texas Intermediate) sempat menyentuh level US$ 121,84 per barel pada 6 Mei lalu. Bahkan, Jumat pekan lalu, kantor berita Bloomberg melaporkan harga minyak mencetak rekor baru, yakni US$ 125,84 per barel.

Jadi apa jadi diumumkan apa tidak, besok, mari kita tanyak pada tokek saja.


Sekadar catatan:


Sehubungan dengan perhelatan akbar Olimpiade di Beijing tanggal 08-08-08 pukul 08.08 Waktu China, KOMPAS memberitakan, Pemerintah dan KONI menyiapkan Rp 1 miliar untuk setiap medali emas yang diperoleh pada Olimpaide Beijing 2008. Ketua Umum KONI Pusat Rita Subowo mengatakan, pihak swasta sudah menjanjikan Rp 1 Miliar untuk peraih medali emas pertama Indonesia di Beijing, dan Menteri Megara pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault menjanjikan perebut emas berikutnya akan mendapat penghargaan serupa dari pemerintah.


Sementara untuk bagaimana nasib jutaan rakyat, setelah BBM bakal diumumkan, belum ada para dermawan yang menyiapkan dana, selain BLT yang masih mengundang kontroversial itu?

Obama Tinggal Selangkah?

Pertarungan sengit 16 bulan memperebutkan nominasi Partai Demokrat di Pilpres AS memasuki babak-babak akhir. Barack Obama hampir pasti menjadi pemenang setelah kemarin unggul di Oregon, meski pesaingnya, Hillary Rodham Clinton, menang telak di Kentucky. Demikian Jawa Pos Online memberitakan.

Oregon, lanjut Koran yang terbit dari Jawa Timur ini, Obama mengumpulkan 58 persen suara, sedangkan Hillary 48 persen. Sedangkan di Kentucky, Hillary menang telak dengan meraih 65 persen suara, meninggalkan Obama dengan hanya 31 persen suara. Dengan hasil akhir di Kentucky dan Oregon itu, Hillary mendapat tambahan 47 delegasi, sedangkan Obama 32.

Tambahan delegasi baru itu kini Obama meraup dukungan 1.956 delegasi dari 2.026 delegasi yang dibutuhkan untuk menang dalam pemilihan tingkat partai. Senator kulit hitam tersebut kini tinggal membutuhkan dukungan 70 delegasi untuk menantang John McCain dari Partai Republik pada pemilihan umum November mendatang.

Hillary sendiri, dengan dukungan 1.776 delegasi, membutuhkan keajaiban untuk menggaet 250 delegasi baru dalam tiga primary (pemilihan pendahuluan) tersisa. Tiga primary itu dilakukan di Puerto Rico pada 1 Juni, diikuti South Dakota dan Montana dua hari berikutnya, 3 Juni.

Harapan Hillary satu-satunya tinggal limpahan mayoritas delegasi Florida dan Michigan. Hasil primary di dua negara bagian itu dianulir komite pemilihan nasional partai karena melanggar jadwal. Hari ini komite partai akan memutuskan status delegasi Florida dan Michigan............

Meski sudah meyakini dirinya tak terbendung lagi, Obama tetap memuji keberanian, komitmen, dan keteguhan mantan ibu negara itu. "Tidak peduli bagaimana hasil akhir proses ini, Senator Clinton menghancurkan mitos dan pembatas serta mengubah Amerika yang akan ditinggali putra-putri kita kelak," kata kandidat presiden AS pertama yang pernah tinggal di Indonesia itu.

Sedangkan Hillary, meski peluang untuk mencetak sejarah dengan menjadi presiden perempuan pertama AS kian samar, tetap menolak mundur hingga berakhirnya primary Demokrat 3 Juni nanti.

Dana kampanye

Keberhasilan Obama, menurut KOMPAS, juga terlihat dalam pengumpulan dana kampanye. Dilaporkan, dia mengumpulkan 31,3 juta dollar AS pada April lalu meski turun dari perolehan pada Maret yang mencapai 42,8 juta dollar AS. Obama juga masih mempunyai 37,3 juta dollar AS di bank untuk membiayai kampanye.

Tim kampanye Hillary mengatakan berhasil mengumpulkan dana 22 juta dollar AS pada April, naik sedikit dari perolehan bulan Maret yang mencapai 20,9 juta dollar AS.

Meski demikian, tim kampanye Hillary juga mengakui memiliki utang lebih dari 20 juta dollar AS dan tidak mengatakan berapa besar uang kontan yang masih mereka miliki.

Jadi, wait and see saja.

100 Teks Yang Membangun Imaji tentang Indonesia

Terus terang, belakangan ini saya jarang sekali membeli MBM TEMPO. Apalagi sejak ada online-nya. Saya selalu ngintip di sana, khususnya yang gratisan :mrgreen:

Tapi untuk Edisi Khusus Kebangkitan Nasional 1908 - 2008, saya memerlukan untuk beli. Banyak hal yang bisa saya ketahui dari sana. Dengan titel: Berbagai Tinta Menulis Indonesia TEMPO menyajikan Seabad Indonesia dalam seratus karya: maklumat, peta, pidato, catatan harian, puisi, prosa, serta buku–fiksi dan nonfiksi. Inilah potret sebuah negeri yang dicatat dalam sejumlah teks. Tentang susah-senang memelihara sebuah bangsa. Dengan segala kepedihan dan ketidaksempurnaannya....

Dengan mengundang Taufik Abdullah dan Asvi Warman Adam (sejarawan), Goenawan Mohamad (esais), Parakitri Tahi Simbolon (penulis), Dr Ignas Kleden (sosiolog), dan Putut Widjanarko (pengamat dan penerbit buku).

SEBULAN lebih diskusi demi diskusi dilakukan, untuk kemudian TEMPO memilih 100 teks itu, yang dikategorikan bukan berdasarkan peringkat, melainkan berdasarkan jenisnya: buku, novel, puisi, maklumat, pidato, surat, catatan harian, polemik, laporan jurnalistik, peta, atlas, ensiklopedia, dan kitab undang-undang.

Dari ke-100 teks itu, ada beberapa yang saya miliki, atau pernah saya baca, yaitu:

  1. Demokrasi Kita, Mohammad Hatta, Penerbit PT. Pustaka Antara, Jakarta, 1966.
  2. Aspirasi Pemerintahan Konstitusional di Indonesia: Studi Sosio-Legal atas Konstituante 1955 - 1959, Adnan Buyung Nasution, Penerbit Grafiti Pers, Jakarta, 1995.
  3. Madilog, Tan Malaka, 1943.
  4. NU: Tradisi, Relasi-relasi Kuasa, Pencarian Wacana Baru, LKiS & Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1994.
  5. Manusia Indonesia (Sebuah Pertanggungjawaban), Mochtar Lubis, yayasan Idayu, Jakarta, 1981.
  6. Catatan Subversif, Mochtar Lubius, Yayasan Obor Indonesia & Penerbit Gramedia, jakarta, 1987.
  7. Laporan dari Banaran, TB Simatupang, Pustaka Sinar Harapan, jakarta,
  8. A Preliminary Analysis of the October 1, 1965, Coup in Indonesia, Ben Anderson, Modern Indonesian Project, Southeast Asia program, Cornell University, Ithaca, New York, 1971.
  9. Tetra Pulau Buru, Pramodya Ananta Toer.
  10. Siti Nurbaya, Marah Rusli, Balai Pustaka, Jakarta, 1920.
  11. Belenggu, Armijn Pane, Dian Rakyat, Jakarta, 1940.
  12. Salah Asuhan, Abdoel Moeis, Balai Pustaka, Jakarta, 1928.
  13. Layar terkembang, Sutan Takdir Alisjahbana, Balai Pustaka, Jakarta, 1936.
  14. Potret Pembangunan dalam Puisi, WS Rendra, Lembaga Studi Pembangunan, Jakarta, 1980.
  15. Deru Campur Debu, Chairil Anwar, Dian Rakyat, Jakarta, 1949.
  16. Pergolakan Pemikiran Islam, Ahmad Wahib, LP3ES, Jakarta, 1981.
  17. Soe Hok Gie: Catatan Seorang Demonstran, LP3ES, jakarta, 1983.
  18. Habis gelap Terbitlah Terang, Surat-surat Kartini, Balai Pustaka, Jakarta, 1922.
  19. Burung-Burung Manyar, YB. Mangunwijaya, Djambatan, Jakarta, 1981.
  20. Jalan Tak Ada Ujung, Mochtar Lubis, PT Dunia Pustaka Jaya, jakarta, 1952.
  21. Tenggelamnya Kapal van Der Vijck, HAMKA, Balai Pustaka, Jakarta, 1938.
  22. Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Esay, PT Gunung Agung, Jakarta, 1954.
  23. Naskah Proklamasi.
  24. Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
  25. Pidato Nirwan Dewanto, saat Kongres Kebudayaan IV, dalam bukunya Senjakala Kebudayaan, 1996.
  26. Manifes Kebudayaan.
  27. Surat Kepercayaan gelanggang.
  28. Garis-Garis Besar Haluan Negara, 1973 - 1998.
  29. sampai dengan 100 saya belum pernah baca (apa saja judul teks-nya, menyusul. Soalnya saya mau nonton Chelsea vs MU..... )

Bang Ali: Demi Jakarta

Tak bisa ibukota dibiarkan terus menjadi muara orang-orang yang butuh poekerjaan dan memerlukan sesuap nasi. Demikian sikap Bang Ali (panggilan akrab Ali Sadikin) setelah dilantik menjadi Gubernur DKI pada tahun 1966.

Ketika itu wajah Jakarta sama sekali tidak mencerminkan penampilan sebagai ibukota Negara yang modern. Ini bisa dipahami, karena pada saat itu suasana politik di Indonesia tidak mendukung untuk itu. Akhirnya beliau berinisiatif membentuk Badan Kerja Sama Antar Kotapraja Seluruh Indonesia (BKS-AKSI) pada bulan Mei 1967.

Kemudian, terinspirasi dari dari negeri Belanda, ada Badan Persatuan Para Penguasa dan Industriawan (yang bertujuan untuk bisa membangun) yang bernama Kamer van Koophandel en Industrie, maka dibentuklah *KADIN JAYA* pada tahun 1967. Jakarta sebagai ibukota Negara Republik Indonesia merupakan cerminan dari kepribadian bangsa. Dalam membangun Jakarta menjadi sebuah kota metropolitan, merupakan tugas yang berat bagi seorang gubernur dalam menjalankan tugasnya.

Akibat kocek pemerintah pusat yang memang minim, maka Bang Ali memberanikan untuk melaksanakan Undang-Undang nomor 11 Tahun 1967 yang memungkinkan Pemda untuk memungut pajak atas izin perjudian. Kalau Gubernur lain tidak berani, maka Bang Ali berani mengambil resiko. Tanpa minta persetujuan Presiden, DPRD maka dilegalkanlah Lotere Totalisator, Lotto sampai Hwa-hwe. Dananya dimasukkan dalam APBD, dalam kelompok penerimaan khusus. Lantas dipergunakan untuk biaya pembangunan di segala bidang. Pendidikan, sosial, sampai pembinaan mental dan kerokhanian.

Untuk menampung para seniman, maka di atas areal bekas Kebon Binatang seluas sekitar 8 hektar didirikanlah Pusat Kesenian Jakarta (PKJ) yang dikenal dengan TIM (Taman ismail Marzuki) pada bulan November 1968. Juga dientuk pula Dewan Kesenian jakarta (DKJ). Selain itu, dengan meniru Pasar Gambir, Jaarbeurs (Surabaya), Jaarmarkt (Surabaya), Hamburg Fair, Leizpig Fair, diadakanlah Jakarta Fair, yang kemudian diubah menjadi Pekan Raya Jakarta.

Tidak hanya itu, beliau juga Ikut mendirikan Lembaga bantuan Hukum (LBH) pada tahun 1970. Lembaga yang kemdian juga pernah memperkarakan dirinya dalam kapasitas sebagai Gubernur.

Kata Mochtar Lubis, dalam pengantar buku yang berjudul: Bang Ali: Demi Jakarta (1966-177), Penerbit Sinar Harapan, Jakarta, Cetakan V, 1993, : Buku ini seandainya saya menjabat presiden Republik Indonesia, akan sya jadikan buku wajib bagi semua siswa pendidikan untuk menjadi pegawai negeri, jadi bacaan wajib bagi semua anggota birokrasi pemerintahan, dari berbagai pegawai rendah hingga ke tingkat direktur jenderal, menteri dan malahan seorang presiden dan wakil presiden sendiri.

[ Untuk mengenang Bang Ali yang telah berpulang, saya review kembali tentang tulisan yang pernah saya tulis di sini ]

Tuesday, May 20, 2008

Demi Monumen Pemuda Tanah Air Indonesia

Sebanyak satu kilogram tanah dan air yang berasal dari 33 provinsi diserahkan Minggu (18/5) di Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga, Jakarta, untuk fondasi pembangunan Monumen Pemuda Tanah Air Indonesia, Satu Abad Kebangkitan Nasional. Monumen tersebut direncanakan bisa diresmikan pada 28 Oktober 2008. Demikian berita KOMPAS, Senin, 19 Mei 2008, dengan judul Tanah dan Air dari 33 Provinsi Diserahkan untuk Monumen........

Adhyaksa Dault selaku penggagas pembangunan monumen tersebut mengatakan, monumen tersebut merefleksikan perjalanan sejarah bangsa Indonesia sebagai upaya simbolik untuk mengenang dan menyelami makna perjuangan pemuda.

Monumen berfondasi tanah dan air dari lokasi-lokasi bersejarah di 33 provinsi itu tingginya dirancang 17 meter. Bahan baku utamanya berasal dari kuningan proses cor dan pelat kuningan murni.

Pembangunan monumen, kata Adhyaksa, merupakan kerja sama dengan Departemen Kelautan dan Perikanan serta pemerintah provinsi seluruh Indonesia.

Menteri Kelautan dan Perikanan Freddy Numberi mengatakan, memperingati Satu Abad Kebangkitan Nasional dengan membangun Monumen Pemuda Tanah Air Indonesia adalah bentuk penghormatan kepada para pendahulu yang telah berjasa terhadap negeri ini.

”Kegiatan ini menjadi sangat penting karena dapat menjadi wahana kontemplasi atas perenungan terhadap falsafah, tujuan, tekad, dan substansi perjuangan dari para pendiri bangsa,” ujarnya.

Kira-kira menelan biaya berapa jut ya? Dan apakah perlu hal semacam itu, sementara rakyat tengah menjerit lantaran BBM bakal naik?

Minum Jamu

Belakangan ini punggung ini rasanya 'pegel-pegel. Kaku. Dan kalau lagi berbaring atau mau bangun, pasti perlu ekstra pelan. Kalau tidak, rasa 'cenut-cenut' pun menyerang tubuh.

Karena sudah nggak kuat lagi 'menderita' ini sakit, saya terpaksa beli jamu. Padahal saya sebetulnya tak begitu suka minum jamu. Apalagi sejak dulu hingga kini, alhamdulillah, saya belum pernah diganjar sakit parah oleh Sang Pengecat Lombok. (Mungkin beliau memang selalu berbaik hati kepada saya, ya?). Paling banter saya terkena pilek, batuk, pusing dan sebangsanya. Betul-betul alhamdulillah.

Saya kunjungi penjual jamu langganan istri saya.

"Jamu apa?" tanya Ibu penjual Jamu, yang menurut taksiran saya usianya sudah di atas 80 tahun, tapi masih nampak sehat dan bersemangat.

"Pegel Linu, Boyok kaku," kata saya sambil duduk.

Sejurus kemudian sudah terhidang di depan saya. Segelas Jamu, segelas kecil sinom plus 1 kapsul, 2 pil dan sebuah permen. Setelah saya minum semua, saya segera pulang setelah membayar ongkosnya.

Sejam kemudian, badan terasa hangat. Dan sudah bisa dibuat ngeblog. Lumayan. Semoga besok pagi sudah bisa kembali seperti sedia kala.

Ali Sadikin Meninggal Dunia?

Saya kaget. Saat saya asyik buka-buka tempointeraktif, saya tercekat saat baca judul; postingan Ali Sadikin Meninggal. Lengkapnya begini bunyinya:

TEMPO Interaktif, Jakarta:
Mantan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, dikabarkan meninggal dunia. “Informasinya betul. Saya baru dapet kabar sore tadi,” ujar Arie Budiman, Kepala Biro Hubungan Masyarakat Pemerintah Provinsi Jakarta ketika dihubungi Tempo Selasa (20/5).

Arie menerangkan, informasi itu diperoleh dari ajudan Gubernur DKI Jakarta, sekitar pukul 18.00 WIB. Meski demikian, ia mengaku belum mengetahui bagaimana persisnya kabar kematian mantan Gubernur Jakarta Periode 1966-1977 itu. (RIKY FERDIANTO).

Kalau memang benar berita ini, maka patut kita mengucap bela sungkawa sedalam-dalamnya. Semoga arwahnya mendapat tempat yang layak di sisi-Nya.

Chelsea vs MU: Don't Miss It

atau

Saksikan Kamis, Pukul 01.00 WIB

di RCTI.

Saturday, May 17, 2008

Munir, Adik Kelas Yang Tak Begitu Saya Kenal

Saya tak begitu paham saat ia (Munir Said Thalib) masih menjadi mahasiswa. Soalnya saat itu saya tengah menyelesaikan skripsi saya. Saya juga tidak tahu dia masuk Fakultas Hukum Universitas Brawijaya tahun berapa. Yang jelas, dari beberapa teman, saya dengar dia sering memanfaatkan ruang kafetaria sebgai ruang diskusi yang gayeng dengan teman-temannya.

Saat ia berkibar di KontraS, saya sebagai sesama alumni bangga dan salut atas komitmen dan segala sepak terjangnya.

Bahwa kemudian dia tiba-tiba meninggal saat di Singapura dalam perjalanan menuju ke Amsterdaam, 4 tahun yang lalu, saya cukup kaget juga.

Ternyata cara-cara Orde Baru masih mewarnai Orde Reformasi bin Orde (ter)Baru masih mewarnai dalam hal 'penghilangan' nyawa orang yang dianggap berbahaya.

Upaya hukum telah dilakukan dengan berbagai cara. Namun hingga kini, masih pelaksananya saja yang masuk penjara, yaitu Pollycarpus Budihari Priyanto. Itupun menurut keputusan Mahkamah Agung, Pollycarpus tidak terbukti melakukan pembunuhan berencana. Dalam putusan kasasi yang dibacakan di Jakarta, Mahkamah Agung (MA) hanya menghukum terdakwa Pollycarpus dua tahun penjara karena terbukti menggunakan surat palsu.

Tiba-tiba saja kemarin, di televisi maupun di KOMPAS hari ini, Kepala Polri Jenderal (Pol) Sutanto, Jumat (16/5), mengatakan bahwa tersangka baru dalam kasus pembunuhan aktivis hak asasi manusia, Munir, adalah oknum dari suatu institusi. Namun, Sutanto belum bersedia mengungkap identitas tersangka ataupun asal institusinya.

Akankah akan terkuak siapa otak pembunuhnya?

Saat BBM Menjelang Naik

Setelah beberapa waktu yang lalu, banyak masyarakat yang harus antri minyak tanah, kini giliran antri bensin. Itupun, sesuai dengan ketentuan yang dibuat Pertamina sejak tanggal 15 Mei 2008 kemarin, pembelian bensin/solar mulai dibatasi. Motor maksimal Rp 15.000, Kendaraan Roda empat Rp 75.000 dan Kendaraan Umum Rp 100.000 saja.

Itu pun terkadang ada beberpa SPBU yang memasang tulisan Premium atau Solar HABIS.

Jadi sebelum bensin/solar menjadi mahal, selalu penuhilah tanki kendaraan Anda.

Atau sudah saatnya kembali untuk bak to basic? Naik Sepeda Ontel atau Naik Kuda?



Ikon Perfilman Indonesia Itu Pun Mangkat Sudah

Saat Sophan Sophiaan pakai Moge beserta Kelompoknya melintasi jalan tol beberapa waktu yang lalu, saya sebetulnya ada niat untuk bikin komentar. Karena apa? Jalan tol menurut Undang-Undang diperuntukkan khusus bagi kendaraan roda empat, bukan roda dua. Demi untuk memeriahkan momentum 100 Tahun Kebangkitan Nasional, dengan mengantongi Surat Ijin dari kepolisian, mereka pun melenggang dengan aman, tanpa rasa bersalah. Namun karena suatu kesibukan, keinginan itu tak kesampaian.

Namun tadi pagi, walau tidak kaget betul, saya lihat berita di televisi, suami Widyawati itu harus menerima takdirnya.

Karena umur bukan kita yang punya. Ia adalah milih Allah. Kita hanya sekedar menerimah amanah memaknai kehidupan saja.

Kapan ia diambil kembali, saat bagaimana ia akan diambil, terserah Beliau. Maka dari itu, selalulah berbuat baik, agar saat ia diambil, kita sudah siap melepaskannya.

Semoga segala perbuatan buruk yang pernah dilakukan bintang film idola tahun 70'an itu diampuni oleh Sang Khalik. Dan segala amal perbuatan yang baik, memperoleh imbalan yang berlimpah.

Thomas Lepas, Uber Miber

"Saya egois." Kata-kata tegas itu meluncur dari bibir tunggal kedua Indonesia, Adriyanti Firdasari, yang dibasahi peluh seusai menghajar tunggal kedua Jerman, Julianne Schenk, pada laga semifinal, Kamis (15/5) malam.

Egoisme Firda adalah untuk memenangi setiap pertandingan yang dilaluinya. Perenggut gelar juara Selandia Baru Terbuka pada 2005 silam itu mengaku, keinginannya untuk menang mengalahkan segalanya. ”Saya bermain buat diri saya sendiri,” tegas dara kelahiran Jakarta, 16 Desember 1986 itu.

Kata Firda, egoisme seperti itu tidaklah buruk. Malah sangat diperlukan bagi tim. ”Otomatis, kalau saya menang kan juga menyumbang poin untuk tim,” kata Firda.

Demikian "head to head" KOMPAS yang berjudul Menunggu Egoisme Firdasari Mengatasi Lu Lan. Namun, saat bertemu Lu Lan (pemain peringkat ke-2 dunia) Firda (peringkat ke-35 dunia) ternyata tak terbukti. Firda seperti tak berdaya dan sering mati langkah.

Walau telah didukung oleh sekitar 8000 supporter di mana ada Ade Rae, Ariel "Peterpan), Adiyaksa Dault bahkan pak SBY dan bu SBY, Lu Lan mengahiri impian dan harapan segenap bangsa Indonesia (seraya sejenak melupakan soal rencana kenaikan BBM) untuk menguber Ubur Cup.

Sementara Tim Thomas sudah kandas di tangan Korea pada babak semi final, Jum'at kemarin.

Ternyata Tim Indonesia masih perlu banyak belajar yang lebih dari yang sudah-sudah. Bukan hanya taktik dan strategi. Namun semangat dan daya juang nampaknya masih perlu diasah lagi dan lagi.

Hidup Indonesia!

Merdeka atau Ma .... (buk/ti/lu) *)

*) Coret yang tak perlu.

Thursday, May 15, 2008

Siapa Penunggang Demo BBM?

BIN menuding bahwa demonstrasi anti kenaikan BBM itu ditunggangi. Lantas pihak DPR bekata, tolong tunjukkan si penunggang itu. Sementara pihak Kepolisian bilang bahwa ia belum menemukan siapa penunggang itu.

Bagi saya yang menungganginya adalah rasa kecewa dari segenap lapisan masyarakat akar rumput. Hanya saja mereka tiada punya daya untuk demonstrasi. Lantas aura ini ditangkap oleh sebagian mahasiswa untuk dijadikan momentum dan bahan untuk demonstrasi anti kenaikan BBM.

Sudah bukan masanya lagi menyebutkan adanya pihak yang menunggangi unjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak. Yang terjadi saat ini adalah aksi bersama karena munculnya perasaan senasib.

Hal itu, tulis KOMPAS, disampaikan Sekretaris Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (F-PDIP) DPR Ganjar Pranowo, Rabu (14/5) siang. Dalam jumpa pers tersebut, F-PDIP DPR menegaskan sikapnya menolak rencana kenaikan harga BBM dan akan bergabung dengan elemen masyarakat yang bersikap sama.

Ucapan Ganjar itu menanggapi pernyataan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Syamsir Siregar yang menuding sejumlah unjuk rasa menolak rencana kenaikan harga BBM belakangan ini ditunggangi. Penunggang unjuk rasa itu, menurut Syamsir, beragam, antara lain mantan pejabat.

Anggota F-PDIP, Aria Bima, menyebutkan, terhadap rencana pemerintah menaikkan harga BBM, banyak elemen yang bersikap sama.

Justru Aria menyebutkan, jangan-jangan keputusan menaikkan harga BBM itu yang ditunggangi. Hal itu mungkin terjadi ketika perusahaan besar sudah bersenyawa dengan pengambil kebijakan.

Jadi soalnya bukan siapa penunggangnya, tapi kenapa BBM harus naik, di saat seperti sekarang ini. Karena seperti yang sudah kita mafhumi bersama, BBM sebagai kebutuhan sumber energi, akan mengkatrol kenaikan sembako dan barang-barang lain.

Dan ini, yang paling menderita, rakyat juga, pemilik sah negeri ini. Karena rakyat tidak tahu dan tidak mau tahu, apa itu defisit anggaran dan tetek bengeknya.

Sekedar catatan :

Setelah rezim Orde Baru jatuh, seperti yang ditulis TEMPO, Kredit macet di bank pemerintah hampir Rp 300 triliun. Dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia mengucur sampai Rp 140 triliun untuk menyelamatkan bank-bank yang digerogoti pemiliknya sendiri.

Badan Penyehatan Perbankan Nasional pun jadi timbunan sampah kredit macet. Bermacam aset yang diserahkan pemilik bank sebagai ganti bantuan likuiditas pun banyak yang bodong. Sampai Februari 2004, ketika Badan Penyehatan itu ditutup, aset-aset tersebut hanya bisa dijual dengan harga 29 persen dari taksiran harga beli pemerintah. Sisanya harus ditutup dari anggaran negara. Entah sampai kapan dana penyelamatan ekonomi Rp 600 triliun itu tidak lagi menjadi beban anggaran negara.

Orde Reformasi bin Orde (ter)Baru menjadi penerusnya. Dengan dana yang serba cekak, harus bisa mengemudiakn perahu yang bocor di sana sini.

Bila Politikus Pasang Iklan

Pemilu kurang 1 tahun. Maka para 'calon pemimpin' bangsa ini sudah mulai pasang iklan di berbagai media cetak. Tidak Wiranto,

tidak Prabowo,

pun Sutrsino Bachir. Semua mulai pasang gambar. Baik baliho di jalan-jalan, di halaman koran atau tayangan televisi.

Dan itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Untuk 1 halaman koran bisa menelan biaya sampai Rp 450 juta. Untuk tayangan televisi lebih mahal lagi. Sampai Rp 40 juta - Rp 60 juta permenit, pada saat-saat prime-time.

Bisa dibayangkan bila dalam sehari muncul 10 menit = Rp 400 juta - Rp 600 juta untuk bisa tampil 'sesaat' di televisi.

Mahalnya sebuah demokrasi.

Wednesday, May 14, 2008

Angpao Ketua MPR & Sri Sultan HB X Diperiksa KPK

Salah satu buah dari reformasi adalah kehadiran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Setelah sempat membuat geger kalangan DPR, kini mulai melancarkan aksi, ikut membantu membuka 'angpao' dari pernikahan Pak Hidayat Nur Wahid.

Kalau dulu, setiap Pegawai Negeri atau penyelenggara negara mengadakan pesta pernikahan, pasti banyak menerima angpao yang bikin ngiler. Mulai dari rupiah yang banyak nol-nya, konci mobil hingga rumah mewah.

Namun kini, sejak KPK mulai beraksi, bila penerima angpao tidak lapor selewat 30 hari setelah ia menerima, bisa diancam pidana penjara seumur hidup atau paling singkat 4 tahun dan paling lama 20 tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 200 juta dan paling banyak banyak Rp 1 milyar. (Pasal 12B Unang-Undang Nomor 20 Tahun 2001).

Ketentuan ini adalah salah satu pasal dari 13 pasal yang mengatur tentang macam-macam bentuk tindak pidana korupsi, yang terdri dari 30 bentuk. Lebih jauh tentang ini bisa di-download di sini.

Bahkan setelah itu, giliran Sri Sultan Hamengkubuwono X. KPK sedang menunggu koordinasi dengan beliau, walaupun menurut detik.com, tim KPK sudah berada di sana, saat Humas KPK ditanya wartawan (Rabu, 14 Mei 2008).

Kalau yang punya hajatan orang partikelir? Nampaknya aman-aman saja.

Tomy, Mengapa Mesti Bunuh Diri?

Zaman saya masih SMP dulu, saya anggap masa kecil yang indah dan bahagia. Walau saya tidak bersama kedua orang tua (saya ikut bude saya) namun saya bisa merasakan bahwa hidup itu indah, bahagia dan menyenangkan. Walau dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, boleh dikatakan tergolong pas-pasan.

Banyak keinginan yang hanya berada dalam awang-awang belaka. Banyak hal yang tak bisa saya raih, namun saya menerima kesemuanya itu sebagai hal yang wajar.

Membaca Koran Surya pagi ini, saat saya mampir di Kantor DEKOPIN Daerah Kota Malang, yang berjudul Kalah Tenis, ABG Bunuh Diri, saya jadi tidak habis pikir. Betapa tidak, hanya karena menghilangkan SIM dan STNK serta gagal masuk tim tenis untuk pekan olahraga daerah, murid kelas II SMP pilih bunuh diri.

Menurut Surya, alasan bunuh diri itu terungkap dengan ditemukannya surat wasiat dalam secarik kertas. Dalam surat wasiat yang ditulis tangan itu, Tomy mengatakan bahwa dia mengakhiri hidup karena telah jadi beban keluarga.

Bahkan sehari sebelumnya, ia Kirim SMS, Pamit Mati. Brinda, teman sekelasnya menuturkan, dirinya sempat dikirimi pesan singkat atau short massage service (SMS) oleh korban, Senin (12/5) malam, sekitar pukul 20.00 WIB. Isi SMS tersebut hampir sama dengan surat wasiat yang ditinggalkan Tomy di kamar tidur di rumahnya. Yakni meminta maaf atas semua perbuatannya selama ini, dan menitip salam kepada teman-temannya yang lain. Bahkan, dalam SMS tersebut Tomy juga menjelaskan dirinya telah lama menjadi beban bagi keluarganya. Sehingga, lebih baik ia mati.

Mendapat SMS tersebut, Brinda menyangka itu hanya iseng Tomy belaka. Ia pun sempat menunjukkan isi SMS itu ke teman-teman Tomy yang lain. Tapi esok harinya, Brinda sangat kaget setelah mendengar pemberitahuan di sekolah bahwa Tomy meninggal.
“Berarti isi SMS-nya itu benar,” kata Brinda.

Oh, alangkah pedih nian nasib Tomy Perwira Jati, 14 tahun, yang lebih memilih mengakhiri hidupnya ketimbang ketimbang curhat kepada orang tuanya.

Monday, May 12, 2008

Maaf, Kecerdasan Bukan untuk Orang Miskin

Untuk masuk ke perguruan tinggi di zaman sekarang ini minimal harus mempunyai dana minimal Rp 100 juta. Belum termasuk SPP yang sekitar Rp 70 juta per semester. Lalu, berapa banyak warga negara Indonesia yang bakal bisa masuk perguruan tinggi. Padahal nggak ada jaminan, kelak saat lulus. Apa bisa mengembalikan modal apa tidak.

Cerita ini saya baca di KOMPAS Cetak, Senin, 12 Mei 2008, dengan judul Masuk PTN Bisa Lebih dari Rp 100 juta. Menurut KOMPAS benang merah persoalan menyangkut biaya masuk perguruan tinggi negeri yang didapatkan Kompas dalam pencarian selama sepekan terakhir, mulai dari Jakarta (DKI Jakarta), Semarang (Jawa Tengah), Bandung (Jawa Barat), Surakarta (Jawa Tengah), Surabaya (Jawa Timur), hingga Makassar (Sulawesi Selatan).

Jadi, bagi orang miskin jangan harap untuk bisa menikmati 'kampus menara gading' ini. Percuma. Lebih baik uangnya, kalau ada, dibuat modal saja. Buat apa pinter, cerdas, kalau ternyata nanti menjadi 'pengangguran elit'......

Sunday, May 11, 2008

Merampas Thomas, Menguber Uber: Mampukah?

Sebelum banjir bonus maupun hadiah yang bernama fasilitas dan rupiah,Tim Bulutangkis Indonesia tergolong tim yang disegani oleh pihak lawan. Menurut catatan Wikipedia sejak tahun 1957 hingga 2002 Indonesia telah memenangkan 13 kali meraih Piala Thomas. Sementara Piala Ubur hanya sekali diraih, yaitu pada tahun 1975.

Hari ini, Tim Indonesia juga siap-siap untuk kembali bali mencoba meraih kedua piala tersebut. Mampukah?Mari kita berdoa bersama-sama.

Sambil melupakan bahwa akhir Mei ini BBM bakal naik, kata Pak Jusuf Kala usai meninjau latihan Tim Uber di Senayan, Jakarta, Sabtu (10/5).

Piala Thomas adalah kejuaraan bulutangkis internasional untuk nomor beregu pria yang diadakan setiap dua tahun sekali. Nama kejuaraan ini berasal dari nama Sir George Alan Thomas, bekas Presiden IBF dan pemain bulutangkis dari Inggris yang menyumbangkan piala tersebut pada tahun 1939.

Piala Thomas adalah kejuaraan tertua yang diadakan oleh IBF. Kejuaraan yang pertama diadakan pada tahun 1948-1949. Pada tahun tersebut, turnamen ini diikuti oleh 10 negara: Kanada, Denmark, Inggris, Perancis, Irlandia, Wales, Amerika Serikat, India, Malaya dan Swedia. Sepanjang sejarahnya, hanya tiga negara yang pernah menjadi juara: Tiongkok, Malaysia (Malaya) dan Indonesia.

Piala Uber, kejuaraan beregu untuk putri dimulai pada tahun 1956 dan dilaksanakan bersamaan dengan Piala Thomas, namun mulai tahun 2010 penyelenggaraan kedua turnamen tersebut akan dipisah.

Setiap tim peserta Piala Thomas terdiri dari lima orang/pasangan (3 tunggal, 2 ganda).

Piala Uber adalah kejuaraan bulutangkis internasional untuk nomor beregu putri yang diadakan setiap dua tahun sekali. Nama kejuaraan ini berasal dari nama Betty Uber, bekas pemain bulutangkis dari Inggris.

Piala Uber yang pertama kali diadakan pada tahun 1956. Pada tahun tersebut, turnamen ini diikuti oleh 11 negara. Sepanjang sejarahnya, hanya empat negara yang pernah menjadi juara: Tiongkok, Amerika Serikat, Jepang dan Indonesia. Piala Uber awalnya diadakan setiap tiga tahun sekali, namun sejak tahun 1984, diadakan setiap dua tahun sekali bersama dengan Piala Thomas, kejuaraan beregu untuk putra yang dimulai lebih awal pada tahun 1948.

Setiap tim peserta Piala Uber terdiri dari lima orang/pasangan (3 tunggal, 2 ganda).


Soegeng Rawoeh

Mudah-mudahan apa yang tertuang dalam blog ini ada guna dan manfaatnya.