Thursday, November 22, 2007

Hujan Debu (Lagi) di Malang

Pagi ini, sekitar pukul 6.00 pagi, hujan debu jatuh di Kecamatan Lawang - Kabupaten Malang (situs resminya: http://www.malangkab.go.id/) yang terletak di ujung utara, yang berbatasan dengan Kabupaten Pasuruan.

Saya tahu kalau hujan debu turun di rumah, lantaran istri saya bilang kepada saya bahwa jemuran pakain penuh dengan debu.

Ini pasti gunung Semeru batuk-batuk lagi. Bisa dikatakan lebih hebat ketimbang beberapa hari yang lalu. Buktinya, debu ini sampai di Lawang. Karena selama ini, debu paling banter hanya sampai di kota Malang (situs resmi: http://www.pemkot-malang.go.id/, atau website Kota Malang) saja.

Tapi untungnya, dua jam kemudian, hujan debu itu sudah mulai berangsur-angsur mereda.

Wednesday, November 21, 2007

Official Google Maps API Blog: Introducing... the GoogleBar!

Official Google Maps API Blog: Introducing... the GoogleBar!

Saturday, November 17, 2007

Perampokan Yang Gagal

Setiap hari Jum'at,biasanya saya dan bendahara saya pergi ke Bank BCA Jalan Jenderal Basuki Rahmat Malang.
Tapi, karena ada kesibukan lain, maka saya tidak bisa ikut mendampingi. Ia ditemani oleh Karyawan lain.
Tak dinyana, ternyata mobil Toyota Kijang yang ditumpangi sang Bendahara (dalam perjalanan pulang) dirasakan ban belakang sebelah kanan, dirasakan gembos. Ini setelah mobil berjalan kurang lebih 3 km, menjelang 4 km menuju kantor. Pada saat kebetulan hujan turun dengan deras.

Karena membawa uang ratusan juta, mereka tidak berani berhenti sembarangan. Namun, ketika dirasakan bahwa ban mobil Kijang mulai berjalan tak seimbang, pertanda ban sudah kehabisan angin, akhirnya mereka menepi. Kebetulan keadaan di sekitar ramai orang. Jadi cukup dirasa aman untuk menganti ban mobil terbut.

Ternyata, setelah diteliti, ada paku khusus yang nampaknya terbuat dari bahan baja, menancap di samping ban tersebut. Paku ini dimodifikasi khusus, di mana ada lobang di tengahnya. Sehingga, walau ban tubeless sekalipun pasti langsung keluar anginnya.

Singkat kata, akhirnya mereka pulang dengan selamat.

Namun, esoknya, hari Sabtu, kami mendengar bahwa ada nasabah yang sama dengan kami, juga mengalami nasib yang sama. Bannya bocor juga. Namun, mereka nampaknya bernasib lebih nahas ketimbang Bendahara kami. Saat mereka sibuk mengganti ban, uang yang ada dalam mobil yang bernilai sekitar 200 jutaan, digondol orang. Celakanya mereka tidak tahu,kapan mereka itu masuk dan mengambil uangnya.

Kami patut mengucapkan syukur alhamdulillah bahwa uang milik anggota kami (para petani tebu) masih diselamatkan oleh Allah SWT.

Friday, November 16, 2007

Anakku Mogok Sekolah

Kalau anak saya yang pertama lahir normal, maka anak saya yang kedua harus melalui operasi/bedah caesar. Kenapa harus operasi, karena ada penyumbatan varises di rahim-nya. Sehingga, walau sudah genap berumur 9 bulan 10 hari, anak saya tidak juga mau keluar.

Alhamdulullah, proses operasinya berjalan lancar. Tak lebih dari satu jam, anak saya sudah menghirup udara dunia. Normal lagi. Saya, melihat keadaan ini, langsung sujud syukur. Pada saat itu tanggal 6 September 2004. Karenanya, pada waktu Pemilu Presiden Putaran Kedua (yang dimenangkan oleh pasangan Soesilo Bambang YudoyonoMuhammad Jusuf Kalla, kami tidak ikut berpartisipasi.

Namanya Muhammad Farrukh. Artinya kurang lebih Muhammad yang tampan. Mudah-mudahan tidak hanya secara lahiriyah, namun juga secara batiniyah. Ia kelak bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi agama, keluarga dan (kalau bisa) negara Indonesia.

Sekarang sudah masuk sekolah Playgroup.
Pada awal masuk sekolah, anak saya ini termasuk rajin. Pagi, jam 5, sudah bangun. Diajak mandi, tak pernah menolak. Begitu pula saat berangkat sekolah.

Namun, belakangan ini, anak saya menjadi rewel. Betul jam 5 sudah bangun. Namun saat diajak mandi, sulitnya setengah mati. Perlu dilakukan berbagai jurus bujuk rayu. Begitupun pada saat setelah selesai mandi, tidak serta merta mau berpakaian seragam. Ia selalu minta pakaian kesayangannya, yaitu baju kaos yang bergambar mobil (diambil dari film animasi cars atau film Spiderman.

Sebagai orang tua, tentu saja kami harus bisa menghadapi hal tersebut dengan sabar, tanpa disertai rasa jengkel. Apalagi rasa marah. Mudah-mudahan hal ini adalah merupakan siklus perkembangan anak, yang insya Allah akan baik kembali seperti anak-anak yang lain.

Thursday, November 15, 2007

Debu Berterbangan di Malang

Hari ini, sekitar pukul 08.45 WIB. langit di Kota Malang nampak penuh dengan mendung. Lebih dari itu, nampak debu berterbangan. Ini dapat saya rasakan, karena saya dalam perjalanan menuju ke kantor dengan mengendarai sepeda motor. Tiba-tiba mata saya seperti diserbu debu dengan ukuran cukup besar. Baju yang saya kenakan pun, nampak dipenuhi oleh debu.

Saya tidak tahu, debu ini berasal dari mana. Yang jelas, nampaknya, dari muntahan gunung. Entah, gunung Kelut atau gunung Semeru. Namun, yang mengkhawatirkan saya adalah soal jumlahnya. Tak biasanya debu yang berterbangan sebanyak seperti yang sekarang ini.

Apa aktivitas gunung Kelut yang sudah diturunkan dari awas menjadi siaga itu, meningkat lagi aktivitasnya. Atau mungkin gunung Merapi, yang memang sering batuk-batuk biasa itu, yang ini mengalami batuk yang lebih parah ketimbang yang biasa?

Saya berharap semoga kemungkinan-kemungkinan yang terburuk tidak bakal terjadi.

Wednesday, November 14, 2007

Akal dan Pikiran (Logic and Arithmatic)

Fahmi Basya

Akal, dalam bahasa lainnya adalah logic. Ia merupakan jawab spontan dari mahluk cerdas (basyaru). Pada dasarnya, problema akal adalah mudah, simple dan dapat dipahami oleh setiap tingkat intelektual manusia, dari para cendekia hingga pada orang-orang pedesaan sederhana.

Di dalam Al-Qur’an, juga data-datanya berisi problema akal, maka ia senantiasa diakhiri pernyataan ya’qilun. Misalnya pada Al-Qur’an Surat ke-13 ayat (4), yang artinya:

Dan di bumi ada beberapa bidang yang berhampiran dan kebun-kebun anggur dan tetumbuhan dan korma yang berumpun dan yang tak berumpun. Disiram oleh karakter H2O yang satu. Maka kami lebihkan sebagian atas sebagian dalam rasa. Sesungguhnya di dalam itu ada data-data bagi kaum yang berakal.

Pikiran, adalah sequen (barisan) akal-akal, atau serangkai akal-akal yang membuat jalan singkat untuk sesuatu penyelesaian dari sesuatu problema.

Problema pikiran, tidak dapat dijawab dengan spontan. Ia memerlukan waktu untuk menyambung-nyambung akal, sesuai dengan panjang akal yang dimiliki.

Di dalam Al-Qur’an, data-datanya yang berisi suatu problema pikiran, biasanya ditutup dengan yatafakkaruun, misalnya Al-Qur’an Surat ke-13 ayat ke (3) yang artinya:

Dan DIA memperganda bumi, dan menjadikan padanya Rawaasiya dan siang hari. Dan dari tiap benih dijadikan padanya sistem-dua menurut malam-siang.

Lalu Al-Qur’an Surat ke-3 ayat ke (190-191) yang artinya:

Sesungguhnya dalam penciptaan tatasurya dan pergantian malam dan siang ada data-data bagi pemikir-pemikir Muslim
Yang mengenang Allah sambil berdiri dan sambil duduk dan sambil berbaring dan memikirkan dalam penciptaan tata surya. “Majikan kami! Tidak Engkau ciptakan ini dengan palsu. Maha dipatuhi Engkau.

Dari data-data di atas, terlihat jelas bahwa menggunakan pikiran tidak semudah menggunakan akal. Pada Al-Qur’an Surat ke-13 ayat (4) itu misalnya, terlihat bahwa persoalan padanya cukup mudah hingga dapat secara spontan dipahami oleh setiap intelektual. Akan tetapi memikirkan penciptaan tata surya seperti digambarkan Al-Qur’an Surat ke-3 ayat (191) alangkah sulitnya, dan diperlukan waktu yang panjang guna menyambung-nyambung akal.

Dengan kata lain. Untuk memikirkan penciptaan tatasurya tentu diperlukan Teropong Bintang yang digunakan untuk melihat benda-benda angkasa. Dan ini tidak semudah melihat pohon-pohon di bumi dengan mata telanjang.

Orang yang bermain catur dengan banyak memakai akal, akan dikalahkan oleh orang yang menggunakan pikiran. Hal ini dapat dilihat dari setiap langkah-langkah mereka.

Orang yang menggunakan akal, hanya akan mengakali langkah-langkah yang kelihatan; sedangkan mereka yang menggunakan pikiran, memikirkan satu langkah di depan, di mana dia bisa melakukan skak mat.

Karena mereka memikirkan satu langkah di depan yang belum kelihatan oleh orang banyak, maka langkah-langkahnya terlihat aneh, kaku, janggal dan asing dari kebiasaan umum. Namun demikian, langkah-langkah itu bukanlah langkah-langkah yang salah. Hal ini eqivalent dengan bahasa ilmu pasti yang kaku itu.

Jadi, sebenarnya problema pikiran harus dipikirkan dan jangan hanya diakali. Sedangkan problema akal tidak perlu dipikirkan lagi. Problema pikiran yang dipecahkan dengan akal, tentu akan menemui kesalahan-kesalahan, sekalipun pelakunya merasa benar dan puas. Hal yang seperti ini mungkin dapat anda lihat pada anak-anak Sekolah Dasar yang sering mendapat nilai tinggi di sekolah, meskipun mereka tidak pernah belajar di rumah. Ini karena akal si anak lebih panjang daripada problema akal yang diberikan sekolah. Oleh sebab itu ketika mereka telah di SMP atau di SMA, dan mereka juga tidak belajar di rumah, maka dapat kita saksikan nilai-nilai mereka menurun secara drastis. Tentu kita mengerti mengapa demikian. Tidak lain karena initial segment dari problema sudah jauh lebih panjang dari unit akal mereka.

Maka benarlah kalau problema pikiran yang dipecahkan dengan akal pasti akan menemui kesalahan-kesalahan, karena rumusan di space akal tidak berlaku di space pikiran; seperti tidak berlakunya hukum yang ditulis Newton para space relativitas yang ditemukan oleh Einstein.

Lebih lanjut marilah kita lihat bagaimana kesalahan-kesalahan itu terjadi ketika kita mencoba untuk mengakali suatu problema pikiran. Dan kita lihat berapa banyak kesalahan yang kita lakukan tanpa sadar pada contoh berikut ini.

Satu problema akal misalnya: Kalau saya punya kertas setipis 1 mm, kemudian saya kalikan 50.000 kali. Maka tebal kertas itu menjadi 50.000 mm saja atau 50 meter. Hal ini dengan cepat anak SD dapat menjawabnya.

Sekarang kita kemukakan problema pikiran dan kita coba menjawabnya dengan akal. Kalau saya mempunyai selembar kertas tipis, setipis 1/1000 mm, kemudian dibagi dua, dan kemudian didempetkan dan dibagi dua sekaligus dan kemudian didempetkan dan dibagi dua sekaligus…. Dan seterusnya sampai pembagian yang ke 50.

Yang ditanyakan: Berapa tebal kertas tipis itu semuanya jika disusun setelah pembagian yang lima puluh itu?

Bagaimanapun juga, akal anda dan akal saya mengatakan: “Tebal kertas itu tidak akan lebih dari 1 meter.”, sebab kertas itu hanya berasal dari setipis seper seribu milimeter, dan hanya dipotong dan didempetkan sebanyak 50 kali saja. Bagaimanapun juga, jawaban satu meter adalah terlalu tebal, kata akal anda dan akal saya.

Kalau saya katakan bahwa jawaban yang sesungguhnya adalah lebih dari sejuta kilometer, tentu andak katakan “dongeng”. Tapi bagi anak-anak dari jurusan Usul Diin tentu telah paham persoalan ini.

Dari jawaban yang menyolok di atas, kita dapat memahami bagaimnana para Nabi dan Rasul pada masa yang silam diejek dan dikatakan sebagai orang gila oleh kaum mereka. Tidak lain hal itu adalah karena mereka kaum-kaum yang tidak berakal.

Bagi seorang sastrawan, mereka akan mengatakan satu kata-kata sindiran “jauh ganggang (maksudnya mungkin: panggang – pengutip) dari api”, tetapi mereka yang sedikit mau berpikir, persoalan itu sesungguhnya dapat dijawab secara sederhana melalui hitungan anak SMP, yaitu:

Satu kali pemotongan, kertas menjadi 2 potong : 21
Dua kali pemotongan, kertas menjadi 2 potong : 22
Tiga kali pemotongan, kertas menjadi 2 potong : 23
……………………………………………………..
Lima puluh kali pemotongan, kertas menjadi 2 potong : 250

Kita dapat tahu bahwa 250 = 1.125.899.900.000.000.
Jadi tinggi kertas tipis itu seluruhnya 1.125.899.900 meter, atau lebih dari 1.000.000 km. Apakah ini senda gurau?

Kalau tadi 1 meter, maka akal kita sudah mengatakan terlalu tebal, padahal tingginya melebihi 1.000.000.000 meter, maka kita melihat di sini betapa kesalahan pada contoh ini telah mencapai seribu juta kali, karena problema pikiran kita selesaikan dengan akal.

Maka dari pengalaman demikian, kiranya kita memerlukan satu metodologi ilmiah untuk menemukan kebenaran dari suatu persoalan.

---------------------------------------------------

Saya menemukan tulisan ini dalam buku stensilan, tanpa penerbit dan tanpa tahun, ditulis oleh Fahmi Basya dengan judul buku yang tanpa judul. Karena saya anggap penting, apa salahnya saya simpan dalam blog saya ini. Ini adalah tulisan nomor 1.

Berikutnya akan saya posting yang nomor 0 dengan judul Risalah Rabbiku.

Tuesday, November 13, 2007

Mengapa Kita Tak Pernah Mencapai Sholat Yang Khusyu'

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya, yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’
(Al-Baqoroh, 2: 45)

Shalat adalah salah satu dari Rukun Islam. Pelajaran tentang shalat dapat kita peroleh di banyak toko buku. Namun dari itu semua, hampir tak ada yang berisi tentang cara bagaimana mencapai shalat yang khusyu’ itu.
Pada tahun 2004 terbit sebuah buku yang berjudul Pelatihan Shalat Khusyu, karya Abu Sangkan, yang diterbitkan oleh Penerbit Yayasan Shalat Khusyu dan Manajemen Masjid Baitul Maal Bank Indonesia, Jakarta Selatan. Sekarang telah sampai pada cetakan XII. Harganya Rp 32.000.
Shalat memiliki kemampuan untuk mengurangi kecemasan karena terdapat lima unsur di dalamnya, yaitu 1) :
  1. meditasi atau doa yang teratur, minimal lima kali sehari.
  2. relaksasi melalui gerakan-gerakan sholat.relaksasi melalui gerakan-gerakan sholat.relaksasi melalui gerakan-gerakan sholat.
  3. hetero atau auto-sugesty dalam bacaan sholat.
  4. group-therapy dalam sholat jama’ah, atau bahkan dalam sholat sendirian pun minimal ada aku dan Allah.
  5. hydro-therapy dalam mandi junub atau wudlu sebelum sholat.
    Ketika sholat, rohani bergerak menuju Zat yang Maha Mutlak. Pikiran terlepas dari keadaan riil dan panca indera melepaskan diri dari segala macam keruwetan peristiwa di sekitarnya.

Ketika sholat, rohani bergerak menuju Zat yang Maha Mutlak. Pikiran terlepas dari keadaan riil dan panca indera melepaskan diri dari segala macam keruwetan peristiwa di sekitarnya.

Sholat sebagai kekuatan yang tertinggi dalam kebutuhan fitrah manusia memiliki beberapa aspek dan efek yang bermanfaat, antara lain:

  1. mengandung tuntunan meditasi transendental.
  2. efek kesehatan.
  3. relaksasi.
  4. terapi fisik, pikiran dan jiwa yang sangat sempurna.

Kita banyak berhenti pada kalimat perintah awal tanpa ingin mengetahui mengapa kita diperintahkan untuk itu. Syariat sholat telah menjadi bagian aktifitas yang menjemukan, bukan menjadi seperti apa yang dikatakan Nabi sebagai tempat istirahatnya jiwa dan tubuh, sebagaimana sabda beliau: "Wahai Bilal jadikanlah sholat sebagai istirahatmu."

Ia hanya menjadi beban belaka, "bukan lagi bagian dari kebutuhan ruhani selayaknya orang butuh istirahat (rileks) di gunung, di pub atau rekreasi di pantai untuk mengendorkan syaraf-syaraf yang tegang.

Itu perlunya pelatihan sholat, seperti yang diajarkan Abu Sangkan dalam buku ini. Dan buku ini, belakangan ini selalu membimbing saya dalam upaya saya mencapai sholat khusyu’.
Mudah-mudahan saya bisa mencapai ke sana.

----------------------

1) Arif Wibisono, Psikologi Transpersonal, Makalah dalam Seminar Psikologi Islam di Solo tahun 2002.

Monday, November 12, 2007

Belajar Mengaji

Akhirnya anak saya mau belajar mengaji. Memang sejak masih sekolah di Taman Kanak-Kanak ia telah diajar oleh gurunya. Namun tak pernah bisa lancar. Sementara bila diajar oleh istri saya, ada saja alasannya. Hingga sampai di kelas 2 Sekolah Dasar, ia tak mau belajar dengan sungguh- sungguh.
Maunya istri saya anak saya itu di-ngaji-kan ke seorang guru ngaji di kampung saya. Tapi tidak pernah mau. Dengan iming-iming apapun, selalu saja menemui kegagalan.

Namun, setelah di akhir bulan syawal ini, tiba-tiba ia mau belajar ngaji. Alhamdulillah. Mungkin setelah ia melihat saudaranya, yang masih sekolah Taman Kanak-Kanak, ternyata bisa membaca Al-Qur'an, ia mungkin merasa malu.

Dengan kesadaran sendiri, selepas Dhuhur, ia diantar oleh istri saya menuju ke rumah bu Nyai untuk mulai belajar mengaji.

Mudah-mudahan ini langkah yang bagus dan bukan angin-anginan. Semoga....

Sunday, November 11, 2007

Ahmad Moshaddeq Mendapat Hidayah?

Hari Jum'at kemarin, saya membaca di SURYA online, bahwa "rasul" baru ini (Ahmad Moshaddeq alias Abdul Salam) menyatakan tobat. Ia menyerahkan posisi yang telah diambil dari Nabi Muhammad SAW.

Entah karena apa ia menyatakan tobat. Karena karena ia telah mendapat hidayah dari Allah SWT. atau karena takut dihajar masa atau takut dipenjara.

Mestinya, kalau memang yang diyakini itu benar adanya, ia haruslah rela mati, seperti yang telah dialami oleh Al-Hallaj dan Syeh Siti Jenar.

Memang rupanya mantan "rasul dari Betawi" ini belum yakin betul dengan keyakinannya itu.

Kita berdoa, mudah-mudahan tobatnya itu atas dorongan dari hati nuraninya. Sehingga ia bisa menjadi muslim yang sebenar-benarnya muslim. Amiin!

Saturday, November 10, 2007

Makna Hari Pahlawan

Hari ini, tanggal 10 November 2007. Bangsa Indonesia merayakan Hari Pahlawan. Di rumah-rumah hampir tak ada lagi bendera dikibarkan. Peristiwa 10 November yang terjadi di Surabaya, yang dijadikan tonggak peringatan tersebut, jarang orang yang tahu.

Pahlawan nampaknya sudah tinggal menjadi sejarah.
Nilai-nilai dari kepahlawanan mereka tak nampak hadir di era sekarang.

Setelah reformasi, ternyata banyak bermunculan pahlawan lain. Bukan demi orang banyak, tapi demi diri dan keluarga serta kelompok sendiri.

Soegeng Rawoeh

Mudah-mudahan apa yang tertuang dalam blog ini ada guna dan manfaatnya.