Wednesday, March 19, 2008

Hijrah dan Peradaban Modern

hijrah-_wafat_nabi_muhammad.jpgRuntuhnya landasan interaksi-interaksi lama dan terbentuknya peradaban baru yang dicapai orang Barat sesudah Perang Salib, serta semakin luasnya dunia dan beraneka ragamnya apa yang dilihat orang-orang Barat, telah mengantarkan mereka menemukan faktor-faktor pembangkit semangat mengembara di kalangan orang-orang Barat, dan mendorong mereka untuk berkeliling ke timur dan ke barat dengan berbagai jalur perjalanan baru dengan tujuan menemukan daerah-daerah baru dan mengenal kawasan-kawasan yang jauh yang tergambar dalam pikiran mereka.

Para ahli sejarah dan sosiologi sepakat bahwa Perang Salib merupakan jalan “migrasi (hijrah) orang Barat ke Timur” dan penemuan daerah baru. Migrasi ke Amerika, Asia dan Afrika, merupakan sebab pertama bagi munculnya Renaissance dan peradaban Eropa dan sekaligus merupakan faktor dasar bagi munculnya peradaban Barat Modern.

Hijrah, yakni pemutusan keterikatan masyarakat terhadap tanahnya, bisa mengubah pandangan manusia terhadap alam dan mengubahnya menjadi pandangan yang luas dan menyeluruh, yang pada akhirnya hilanglah kejumudan, menerosotan sosial, pemikiran dan perasaan, sehingga masyarakat yang rigid dan jumud itu bisa berubah menjadi masyarakat yang dinamis.

Dengan demikian, hijrah itu sendiri pada dasarnya adalah gerakan dan loncatan besar manusia. Ia menghidupkan semangat perubahan dalam pandangan masyarakat, dan pada gilirannya menggerakkan dan memindahkan mereka dari lingkungan yang beku menuju tangga kemajuan dan kesempurnaan.

Demikian antara lain nukilan-nukilan dari pemikiran DR. Ali Shariati yang berada dalam bukunya yang berjudul Muhammad SAW. Khatim an-Nabiyyin min-al Hijrah hatta al-Wafat (1989) , diterjemahkan oleh Afif Muhammad dengan Judul: Nabi Muhammad SAW: Sejak Hijrah Hingga Wafat, Penerbit Pustaka Hidayah, Bandung, 1996, Cetakan III, Harga Rp 15.000.

Ia menulis buku ini dengan berpijak pada sumber-sumber Islam yang paling tua, juga pada para penulis Islam dari berbagai aliran. Sementara itu metode yang ditempuh tidak seperti seorang Muslim dalam memandang Muhammad sebagai nabinya, tetapi ia bersikap sebagai seorang pemikir yang memandang Muhammad semata-mata dengan kacamata keilmuannya.

Buku ini terdiri dari 3 bab, yaitu:

BAB I HIJRAH, yang mengulas saat Kembali ke Permulaan, Di Quba’, Masuk ke Madinah hingga membangun Masjid

BAB II SEPULUH TAHUN KEHIDUPAN MADINAH

Tahun Pertama Hijrah hingga Tahun Kesembilan Hijrah, di mana pada Tahun Kedua Hijrah terdapat Usaha pembunuhan terhadap Nabi dan menyikapi Problema Orang Yahudi dan Perang Bani Al-Qainuqa’. Lalu pada Tahun Ketujuh Hijrah, Nabi Muhammad mulai mengirim Surat-surat kepada Para pemimpin Dunia

BAB III WAFAT MUHAMMAD, yang mengulas soal Masa Depan Umat.

Bila kita telah membaca buku Sejarah Nabi Muhammad (Muhammad Husain Haekal), maka membaca buku ini niscaya akan lebih kaya perspektif kita dalam memandang Muhammad sebagai Seorang Nabi maupun Muhammad sebagai seorang Pemimpin Umat.

Sore ini dibanyak surau, langgar dan Masjid akan dilaksanakan acara peringatan Maulid Nabi Muhammad, 12 Rabiul Awal 1429 Hijriyah.

No comments:


Soegeng Rawoeh

Mudah-mudahan apa yang tertuang dalam blog ini ada guna dan manfaatnya.