Monday, January 21, 2008

Pak Harto Angkat Tangan?

Jawa Pos Online hari ini, Senin, 21 Jan 2008, mewartakan bahwa Pak Harto angkat tangan. Maksudnya jelas bukan soal apa yang dituntut oleh para pengunjuk rasa soal penuntasan terhadap kasus-kasus beliau. Tapi ini soal perkembangan terakhir tentang kondisi kesehatan beliau. Antara lain diwartakan: Kondisi kesehatan mantan Presiden Soeharto terus membaik. Tim dokter kepresidenan sejak kemarin (20/1) telah memulai program fisioterapi untuk penguasa Orde Baru itu.

Ketua Tim Dokter Kepresidenan dr Mardjo Soebiandono menjelaskan, program fisioterapi tersebut dilakukan untuk memulihkan kekuatan otot-otot Soeharto yang selama beberapa hari sempat "tertidur". "Latihan itu sekaligus melatih beliau agar membiasakan bernapas spontan," katanya dalam jumpa pers di lantai III Gedung Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) kemarin.

Dalam kesempatan tersebut, tekanan darah Soeharto dilaporkan tetap stabil pada angka 110/40 mmHg.

Selain memperbaiki kekuatan otot, tim dokter masih terus mengevaluasi pengendalian infeksi sistemik ataupun sepsis pada Soeharto. Secara umum, kata Mardjo, pengendalian infeksi bisa berjalan lancar. Tapi, tim dokter tetap melakukan penanggulangan secara bertahap. "Infeksi sudah bisa ditangani. Namun, kami tak ingin salah langkah," tegasnya.

Anggota tim dokter kepresidenan lainnya, Prof Hadiarto Mangunnegoro, mengungkapkan, keberhasilan menanggulangi sepsis tak lepas dari kesesuaian antibiotik yang diberikan. Sebelum dijinakkan, kuman penyebab infeksi sengaja dibiakkan demi mempelajari imun (daya tahan tubuh) agar bisa melawannya. "Kepekaan kuman itulah yang menjadi target kami untuk dimatikan. Ternyata positif," ujarnya.

Sehari sebelumnya, tim dokter kepresidenan pada pukul 16.00 berhasil memindahkan tube ventilator dari mulut ke leher melalui tindakan tracheostomi (membuat lubang di saluran pernapasan atau trakea, tepatnya di bawah jakun).

"Tracheostomi itu dilakukan untuk mengurangi infeksi karena jarak ke paru lebih pendek, sehingga pertukaran gas lebih bagus," jelas dr Djoko Rahardjo, anggota tim dokter kepresidenan, kepada wartawan saat itu.

Pemindahan ventilator dari mulut ke leher melalui tracheostomi tersebut dilakukan setelah mulai ditemukan respons napas Soeharto sejak 4-5 hari lalu.

Dengan pemindahan tersebut, tim dokter akhirnya bisa membersihkan saluran mulut Soeharto. "Dengan tracheostomi, kami akhirnya bisa meminimalkan risiko infeksi," kata Mardjo kemarin.

Lantas, bagaimana dengan respons kesadaran Soeharto? Menurut anggota tim dokter kepresidenan lainnya, Prof Yusuf Misbach, kesadaran Soeharto mengalami perkembangan positif. "Perintah dari dokter sudah bisa dia respons," katanya.

Dia menyatakan, Soeharto sekarang sudah mampu mengangkat tangan kirinya. Meski masih lemah, upaya itu menunjukkan perkembangan pesat. "Beliau kan belum terbiasa. Karena itu, secara bertahap otot-ototnya akan dipulihkan," ujar ahli saraf tersebut.

Hingga kemarin, Soeharto masih terbaring di ICU. Jika dalam 3-4 hari terus terjadi kecenderungan membaik, dia bisa dipindahkan ke ruang perawatan biasa.

No comments:


Soegeng Rawoeh

Mudah-mudahan apa yang tertuang dalam blog ini ada guna dan manfaatnya.