Pada awal pencalonan presiden Amerika Serikat, Hillary Clinton tampil dengan meyakinkan. Dengan mudah ia bisa menyingkirkan pesaing-pesaingnya. Bahkan dengan berkelakar bahwa kalau ia sudah jadi Presiden, Clinton, suaminya, akan dijadikan Menlu-nya.
Namun, ketika muncul “Anak Menteng” yang bernama Barack Obama, posisi Hillary menjadi terancam.
Betapa tidak. Hasil poling, menjelang primary di Ohio dan Texas, menunjukkan bahwa posisi Obama bergerak menguat. Dan dari berbagai polling dan survey yang dilakukan, untuk dapat melaju ke pilpres bulan November yang akan datang, Hillary harus bisa menang di Ohio dan Texas. Dan sampai dengan tanggal 1 Maret 2008 kemarin, Obama masih memimpin perolehan suara (1.384 delegasi yang memilihnya), sedang Hillary hanya meraup 1.279 delegasi. Untuk dapat maju sebagai kandidat presiden mewakili Partai Demokrat, dibutuhkan 2.025 delegasi.
Obama Fans Club
Sabtu kemarin (01/03/2008) Alumni SD 01 Besuki, Menteng, Jakarta Pusat, yang mengaku menjadi teman Obama membentuk kelompok Barack for President. Deklarasi dukungan bagi barack di-launching di depan gedung SD 01. Setidaknya 21 rekan Obama hadir dalam pertemuan itu.
Sewaktu bersekolah di SD itu sekitar tahun 1970-an, Obama dipanggil Barry oleh teman-temannya. Barry sekolah di situ sejak kelas III. Tahun 1972, saat duduk di kelas V ia pindah ke Hawaii. Setelah 2 tahun menjadi Senator, kini Barry mengincar kursi Presiden Amerika Serikat.
Terus terang, saat saya membaca koran ini tentang pe-launching-an BFP ini, saya menjadi terharu. Nampaknya ikatan emosional teman-teman Barry begitu kental. Walau, mereka jelas tidak mungkin bisa mengikuti pilpres di Amerika Serikat itu, namun secara emosional dukungan ini jelas mempunyai arti yang tersendiri bagi Barry.
CATATAN TAMBAHAN:
Dukungan Dana Simpatisan untuk Barack Obama mencapai $US 100 juta (senilai Rp 910 milyar) sementara bagi Hillary cuma $US 80 (Rp 728 milyar).
Sumber: Koran Jawa Pos, Minggu, 2 Maret 2008
No comments:
Post a Comment