Yang bilang gratis sejak 1 menit pertama. Yang lain bilang gratis pol khusus sesama operator. Di sana bilang tidak pakai repot. Di sini bilang, paling murah.
Pokoknya, bila kita ikuti satu per satu iklan dari para operator, tak ada yang mahal bila pakai seluler miliknya masing-masing. Jadinya? Bingung bila disuruh pilih salah satu.
Fenomena semacam ini ternyata membuat gerah pak M. Nuh, Menkominfo. Beliau memang bilang, spserti dikutip Suryalive.com, 17/03/2008 | 16:25:46, bahwa, pemerintah masih menilai wajar dan membiarkan terjadinya perang tarif operator seluler menjelang pemberlakuan kebijakan interkoneksi per April mendatang.
Kondisi seperti ini, pemerintah akan memantau sejauh mana promosi yang dilakukan para operator seluler tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip berusaha.
"Semuanya itu tentu ada tata kramanya dan sudah pasti ada etikanya. Orang berpromosipun, ada etika dan ada tata kramanya. Dasar berpromosi itu adalah mengajak konsumen memilih produknya. Akan tetapi, bersamaan dengan itu tidak boleh ada unsur menipu," ujar Menkoinfo disela-sela Raker dengan Komisi I DPR, Senin (17/3).
Menkoinfo kemudian menyarankan, apa yang dipromosikan harus sesuai dengan kenyataannya. Karena kalau tidak, tandasnya, sama saja dengan melakukan kebohongan publik.......
"Kita harus tumbuhkan kesadaran dalam hal ini. Kami menekankan, kalau bisnis ya bisnis tetapi jangan sampai bujuk-bujuk," katanya lagi.
No comments:
Post a Comment