Perwatakan manusia dalam segala aspek dan manifestasinya tersembulkan dengan sangat halus dalam penampilan tokoh-tokoh protagonis maupun antagonis dalam repertoir wayang yang serba luas jangkauannya dan serba dalam jajagannya. Penonton tidak jarang mengindentifikasikan diri dengan wayang yaang dicocoki. Apa yang ditawarkan wayang, apabila diteliti secara kritis, lepas dari chauvinisme yang berlebih-lebihan dan pengagung- agungan masa lalu, akan sangat bermanfaat bagi kehidupan bangsa Indonesia, yang dalam kiprah pembangunannya sedang mencari nilai-nilai yang dapat dipergunakan bagi pembangunan watak bangsa.
Nilai-nilai yang terdapat dalam wayang, oleh sejarahnya yang teramat panjang, merangkum nilai-nilai yang berasal dari sistem etika purba, Hinduisme/Budhisme, Islam, aliran-aliran kepercayaan/kebathinan dan lain-lain. Hazim Amir dalam karya tulisnya (Nilai-nilai Etis dalam Wayang, Penerbit Sinar Harapan, Jakarta, 1997m Rp 13.800) ini berhasil mengangkat 20 butir nilai etis yang luhur dalam ajaran-ajaran lakon wayang purwa (wayang kulit) disertai contoh pribadi pelakunya. Dikupas secara ilmiah dan jelas, tidak bertele-tele sehingga pembacanya mudah menangkap dan mencernanya.
Bagi orang yang ingin tahu apa yang terkandung dalam ajaran wayang purwa, yang banyak mempengaruhi cara berpikir dan perilaku masyarakat penggemarnya (Jawa), baik yang rakyat biasa maupun para pemimpinnya, buku ini merupakan satu petunjukkan yang berharga.
[ Review ini saya ambil dari tulisan saya di sini ]
No comments:
Post a Comment