Sementara itu, teknologi seluler memiliki sejarah yang cukup panjang. Meskipun cikal bakalnya sudah sangat terang benderang pada periode 1940-an, tapi teknologi ini baru mulai menemukan bentuk pada 1960-an, dan baru benar-benar dijalankan secara luas pada 1980-an.
Lantas, bagaimana teknologi bergerak itu mengubah hidup kita? Betulkan model telepon seluler menunjukkan siapa penggunanya? Termasuk yang extrovert atau introvert-kah anda? Impressor atau maintainer? Bagaimana metamorfosis hanset yang berkembang mulai sebesar pentungan hingga bisa disembunyikan dalam genggaman?
Mengapa layanan SMS dianggap sebagai sukses besar yang tak diniatkan? Sebagai negara pelopor teknologi seluler di kawasan regional, bagaimana kiat operator seluler Indonesia untuk bangkit setelah krisis moneter? GSM ataukah CDMA yang akan berjaya di Indonesia? Bagaimana kemungkinan migrasi teknologi seluler di Indonesia menuju generasi ketiga (3G)? Buku ini Planet Seluler: Ketika Teknologi Bergerak Mengubah Kita, tulisan BUDI PUTRA, Penerbit Logicom Publications, Tangerang, 2004, Rp 35.000, mencoba untuk menguraikan semua itu.
Juga diungkapkan tentang sejarah, karakteristik dan perkembangan sistem ponsel, karena secara garis besar di Indonesia pernah beroperasi beberapa sistem ponsel yang berbeda-beda soal teknis dan jangkauannya (yang semuanya tidak saling kompatibel!) yakni NMT-450i, N-APPS, GSM (+GPRS dan EDGE) dan CDMA.
Internet, yang selama 30 tahun pertama kehadirannya, jaringan global ini masih terperangkap dalam belitan kabel pada komputer-komputer yang ada dalam jaringannya. Sekarang, semuanya itu berubah.
Kinerja mutakhir teknologi tanpa kabel menjanjikan kemudahan bagi para peselancar Internet untuk bisa bergerak lebih nyaman tanpa harus kehilangan akses di mana saja dan kapan saja.
[ Pernah saya tulis di sini ]
No comments:
Post a Comment