Friday, September 5, 2008

Disambar Petir Akibat Sumpah Palsu

Petir atau halilintar merupakan gejala alam yang biasanya muncul pada musim hujan di mana di langit muncul kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan yang beberapa saat kemudian disusul dengan suara menggelegar. Perbedaan waktu kemunculan ini disebabkan adanya perbedaan antara kecepatan suara dan kecepatan cahaya.

Petir adalah gejala alam yang bisa kita analogikan dengan sebuah kapasitor raksasa, di mana lempeng pertama adalah awan (bisa lempeng negatif atau lempeng positif) dan lempeng kedua adalah bumi (dianggap netral). Seperti yang sudah diketahui kapasitor adalah sebuah komponen pasif pada rangkaian listrik yang bisa menyimpan energi sesaat (energy storage).

Surya Online memberitakan bahwa seorang laki-laki di Tiongkok bertengkar hebat dengan tetangganya ketika cuaca mendung. Pertengkaran terjadi setelah temannya itu menuduh dia mengambil uang yang ditaruh di atas meja.
Karena terus-terusan didesak agar mengakui, laki-laki ini lantas mengucapkan sumpah. “Sumpah saya tidak mengambil, kalau benar mengambil, saya pasti disambar petir,” tegas dia pada tetangganya.

Sekitar satu menit setelah mengucapkan sumpah palsu itu, laki-laki tersebut benar-benar disambar petir. Beruntung dia tak sampai tewas dan hanya dirawat di rumah sakit.
Setelah mengeluarkan biaya perawatan di rumah sakit lebih dari 100 dolar AS (Rp 910.000), dia akhirnya mengaku telah mengambil uang 73 dolar AS (Rp 671.000). Pikirnya, petir ternyata juga punya mata.

No comments:


Soegeng Rawoeh

Mudah-mudahan apa yang tertuang dalam blog ini ada guna dan manfaatnya.