Sunday, September 7, 2008

Di Bulan Ramadhan, Setan Cuti Tahunan?

Bagi manusia (yang berstatus sebagai pegawai, baik negeri maupun swasta, cuti adalah merupakan hak yang harus dipenuhi setiap tahun oleh para pemimpinnya.

Sementara bagi setan cuti adalah merupakan kewajiban yang harus dilakoninya, sebulan dalam setahun. Apa pasal? Sebagaimana dikatakan dalam Hadits Riwayat Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al-Hakim yang sesuai dengan persyaratan Bukhari dan Muslim: Apabila bulan Ramadhan tiba, pintu-pintu sorga dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup, setan-setan-pun dibelenggu…..

Setan, seperti yang diketahui dalam agama Islam, Kristen dan Yahudi, asalnya adalah salah satu golongan Malaikat. Menurut Islam, setan diciptakan dari api oleh Allah dan juga dikatakan berasal dari golongan Jin sebelum dipilih menjadi Malaikat.

Setan bersumpah di hadapan Tuhan, Nabi Adam dan para malaikat bahwa dia akan selalu membujuk, mempengaruhi dan mengkompori Adam dan seluruh keturunannya (yaitu golongan manusia) sampai hari Akhirat kelak, agar tidak beribadah kepada Allah SWT. Sebaliknya Allah SWT bersabda bahwa manusia yang mengikuti perintah-Nya dijamin tak akan bisa terpengaruh oleh segala tipu daya setan. Sementara bagi yang tak patuh kepada-Nya, kelak akan disiksa dan menjadi penghuni neraka jahanam.

Sebagaimana telah disinggung dalam hadits di atas, sepanjang tahun setan dan gerombolannya boleh saja dengan bebas mengganggu manusia. Namun begitu memasuki bulan Ramadhan, mau tidak mau, ia harus cuti.

Dengan cutinya para setan and crew, mestinya dunia ini bersih dari setan-setan. Mestinya dunia ini, paling tidak selama bulan Ramadhan, menjadi aman tentram. Tapi nyatanya?

Kejahatan masih terjadi di mana-mana. Contohnya:

Pelaku kejahatan di Surabaya semakin menjadi-jadi saja. Seakan mengejar setoran untuk bekal hari raya, mereka semakin berani menjalankan aksinya. Korban paling gres adalah Atik Indrawati, 42. Dia menjadi korban perampokan ketika hendak menebus perhiasan emas di Pegadaian Jl Dinoyo, Sabtu (6/9)....

Menginjak awal puasa, September, polisi disuguhi peristiwa perampokan nasabah Bank Jatim di Jl Pahlawan Sidoarjo senilai Rp 50 juta. Uang itu akan dipakai menggaji guru SMPN 1 Wonoayu. Lokasinya pun di depan Polsekta Sidoarjo. ( Naik Becak, Rp 25 Juta Amblas - Surya Online)

Lagi: Mahasiswa semester satu universitas swasta di kawasan Jl Dukuh Kupang, Erwin Firdaus Budiarta, 19, babak belur dihajar massa di Jl Kombes Pol M Duryat setelah merampas tas milik Retno, 30, yang dibonceng suaminya naik Yamaha Mio, Jumat (5/9) malam. Sementara teman tersangka, Dian alias Bendot melarikan diri. (Gagal Merampas, Mahasiswa Digebuki - Surya Online)

Kembali ke persoalan semula. Katanya setan cuti? Kenapa kejahatan masih juga terjadi? Apa betul setan cuti?

Kalau menurut saya, memang bahwa setan lagi cuti itu betul adanya. Lantas, kenapa kejahatan demi kejahatan masih juga terjadi, penjelasannya begini: Pada dasarnya manusia dilahirkan ke dunia adalah sebagai mahluk yang baik, berhati mulia, dsb. dsb. Namun, kalau selama hidup di dunia terlalu banyak menghamba kepada setan ketimbang beribadah kepada Allah, wajar kejadian-kejadian di atas tidak berkurang dengan cutinya setan. Karena sudah terbiasa mengikuti dan berlaku sesuai dengan maunya setan, maka dengan atau tanpa kehadiran setan sekalipun, kejahatan tidak otomatis akan berhenti.

Kesimpulannya: seperti yang sering dilantunkan (zaman dahulu) di pondok-pondok pesantren, yang lantas dibawa ke kota (dan dipopulerkan oleh Emha Ainun Najib, Opick juga) dan sering kita dengar, yaitu lagu Tombo Ati alias Obat Hati. dari kelima obat hati yang disarankan untuk menjadi laku sekalian umat Islam, ada satu yang pas agar kita bisa jauh dari godaan setan, yaitu: kata-kata kaping papat, wong kang sholeh kumpulono (yang keempat, berkumpullah dengan orang sholeh).

[tulisan ini pernah saya tulis di sini]

No comments:


Soegeng Rawoeh

Mudah-mudahan apa yang tertuang dalam blog ini ada guna dan manfaatnya.