Saturday, October 4, 2008

Idul Mudik, Kembali Fitri

Mudik lebaran tahun ini sebaiknya menjadi inspirasi bagi bangsa tentang perlunya menemukan otentisitas kehidupannya. Banyak tanggal pada tahun 2008 berbicara tentang mudik atau kembali ke kampung. Kita mudik ke tahun 1908 saat organisasi Boedi Oetomo (BO) didirikan. Mudik ke tahun 1928 saat ”Sumpah Pemuda” (SP) dikumadangkan. Kembali ke BO dan SP untuk menemukan, mencium, dan menghirup kembali aroma berbangsa yang otentik dan segar. Kita ingin mudik karena banyak hal otentik yang sudah hilang dari kehidupan berbangsa. Kita ingin kembali ke ”sangkan paraning (asal muasal) Indonesia”. (Indonesia Mudik-KOMPAS)

Jumlah pemudik dengan angkutan umum tahun ini 15.799.853 orang, naik 6,14 persen dibandingkan dengan tahun 2007 atau 14.885.490 orang (Kompas, 25/9/2008).

Pemudik dari Jakarta diprediksi naik sembilan persen, dari 2.184.502 orang (Lebaran 2007) menjadi 2.485.165 orang (Lebaran 2008). Dari jumlah itu, 18 persen menggunakan motor. (Optimalisasi Dana Mudik-KOMPAS)

Di jalur padat Malang - Surabaya di saat arus mudik maupun arus balik, nampak begitu padat. Pergerakan kendaraan menjadi lebih lambat ketimbang para pejalan kaki. Gambar berikut saya ambil pada pukul 19.00 WIB. Gambar pertama adalah arus kendaraan dari arah malang menuju ke Surabaya. Terjadi arak-arakan panjang sekitar 3 kilometer.
Sementara di jalur Surabaya - Malang boleh dikatakan berjalan normal tanpa hambatan.

Menurut berita di Metro TV, pada saat mudik lebaran tahun ini terjadi kecelakaan kendaraan sekitar 3000 kali, dengan korban meninggal sekitar 400 orang.

Mudah-mudahan para korban yang meninggal itu sudah melaksanakan ibadah puasa Romadhon dengan baik, sehingga, walau mereka tak sempat tiba kembali ke kampungnya, namun mereka telah kembali fitri ke pangkuan Ilahi. Idul Fitri, dalam arti yang sebenar-benarnya. Amiin..


No comments:


Soegeng Rawoeh

Mudah-mudahan apa yang tertuang dalam blog ini ada guna dan manfaatnya.