Setelah runtuhnya Uni Sovyet, diyakini bahaya latent komunis telah runtuh, orang Barat (baca: kapitalis, liberarisme) mulai melirik musuh yang lain, yaitu Islam.
Segala daya upaya dilakukan agar yang namanya Islam berusaha dihancurkan dengan berbagai cara. Penghancuran WTC (yang aneh, setelah kejadian ini umat Islam di Amerika meningkat 10%), pelecehan Islam lewat fitna, dan terkhir konflik horizontal antara warga NU (nahdiyin)dengan FPI.
Sehubungan dengan kasus yang terakhir, Pak Hasyim Muzadi menyerukan kepada segenaap warga NU agar tak berlebihan dalam melakukan reaksi terhadap FPI. Kata beliau: “PBNU menyerukan agar warga NU se-Indonesia tetap pada pos dan kediamannya (baca: tetap tenang dan tidak terprovokasi) masing-masing,” tegas Hasyim kepada wartawan di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Selasa (3/6).
Hasyim juga meminta kepada semua kalangan Nahdliyin (sebutan lain untuk warga NU) agar berhati-hati dan tidak terprovokasi atas kasus tersebut. Pasalnya, ia melihat ada pihak-pihak tertentu yang dengan sengaja berupaya melibatkan serta ‘membenturkan’ NU dengan kelompok lain.
Ia mengaku sangat menyesalkan tindakan kekerasan yang dilakukan FPI pada aktivis AKKBB. Karena kekerasan atas nama apa pun tak dapat dibenarkan. Apalagi, Indonesia adalah negara hukum yang semua persoalan semestinya dapat diselesaikan melalui jalur hukum.
Namun, yang lebih penting dari pada itu, ia mengimbau kepada semua pihak, utamanya unsur di dalam NU agar tak melibatkan NU dalam masalah tersebut. Sebab, kasus penyerangan FPI terhadap aktivis AKKBB tidak ada hubungannya dengan NU. “Karena relevansinya tidak ada antara NU dan Monas, NU dan FPI,” tandasnya.
Lebih dari itu, sebaiknya seluruh elemen masyarakat diharapkan untuk kembali ke fokus. Masalah nasib sebagian besar bangsa Indonesia yang kian terpuruk lantaran kenaikan harga BBM. Ini yang paling mendesak.
Dan juga harus waspada, bahwa Islam (di Indonesia) berada dalam bahaya, bila ini konflik menjadi berkepanjangan. Akan semakin menunjukkan hasil bagi para penghancur Islam. Dan menjadi bukti bahwa Islam memang identik dengan kekerangan, teror, dan lain sebagainya.
No comments:
Post a Comment