Untuk suatu urusan Toha harus pergi ke Surabaya. Karena lagi bulan puasa, maka ia memilih bus yang ber-AC. Biar tidak kepanasan dan tak kehausan.
Namun baru berjalan sampai di Pasuruan, Toha tiba-tiba kebelet kencing. Ia pun segera menghampiri pak Kondektur, "Pak, saya kebelet kencing. Toiletnya bisa dipakai, Pak?"
"Wah, maaf mas, toiletnya sedang diservis. Belum bisa dipakai..."
"Kalau begitu, busnya bisa berhenti sebentar..."
"Enak saja, sampeyan ini gimana. Ini bus patas. Nggak bisa berhenti seenaknya. Nanti saja di Bungurasih," kata Pak Kondektur sambil ngeloyor pergi.
Karena semakin tak tahan, ia lantas melongok di bawah kursi. Mulai dari depan hingga ke belakang. Ia tengah mencari sesuatu. Melihat hal tersebut, Pak Kondektur menghampiri Toha, "Cari apa, Pak.?"
"Cari batu kerikil..." Jawab Toha sambil terus mencari.
"Untuk apa?" Pak Kondektur semakin heran.
"Katanya disuruh nahan. Kalau saya menemukan batu kerikil, pasti bisa dipakai untuk nahan tidak kencing sampai ke terminal..."
"Ada-ada saja. Nggak ada batu kerikil di sini. Batu akik ada..."
"Ya, sudah. Nggak apa-apa. Boleh pinjam?"
Dengan berat hati dilepaskan juga cincin batu akik yang menghiasi jari manis pak Kondektur. Toha segera menerimanya dan kemudian dimasukkan ke dalam sakunya.
"Nanti dikembalikan, ya..."
"Jangan kuatir, boss..."
Akhirnya, setelah sampai di gerbang terminal, segera si Toha itu meloncat keluar, setelah terlebih dahulu mengembalikan cincin batu akik itu. Kemudian dia menepi dan segera ia melaksanakan hajatnya.
"Hai! Sampeyan ini gimana? Kalau kencing mbok agak jauh sedikit.... Ini warung, Pak!!!" Tiba-tiba seorang wanita keluar dari dalam warung sambil berkacak pinggang.
Dengan enteng Toha menjawab: "Apa masih kurang jauh, kebelet di Pasuruan, kencingnya di Surabaya....."
[Cerita ini pernah saya tulis di sini]
No comments:
Post a Comment