"Saya egois." Kata-kata tegas itu meluncur dari bibir tunggal kedua Indonesia, Adriyanti Firdasari, yang dibasahi peluh seusai menghajar tunggal kedua Jerman, Julianne Schenk, pada laga semifinal, Kamis (15/5) malam.
Egoisme Firda adalah untuk memenangi setiap pertandingan yang dilaluinya. Perenggut gelar juara Selandia Baru Terbuka pada 2005 silam itu mengaku, keinginannya untuk menang mengalahkan segalanya. ”Saya bermain buat diri saya sendiri,” tegas dara kelahiran Jakarta, 16 Desember 1986 itu.
Kata Firda, egoisme seperti itu tidaklah buruk. Malah sangat diperlukan bagi tim. ”Otomatis, kalau saya menang kan juga menyumbang poin untuk tim,” kata Firda.
Demikian "head to head" KOMPAS yang berjudul Menunggu Egoisme Firdasari Mengatasi Lu Lan. Namun, saat bertemu Lu Lan (pemain peringkat ke-2 dunia) Firda (peringkat ke-35 dunia) ternyata tak terbukti. Firda seperti tak berdaya dan sering mati langkah.
Walau telah didukung oleh sekitar 8000 supporter di mana ada Ade Rae, Ariel "Peterpan), Adiyaksa Dault bahkan pak SBY dan bu SBY, Lu Lan mengahiri impian dan harapan segenap bangsa Indonesia (seraya sejenak melupakan soal rencana kenaikan BBM) untuk menguber Ubur Cup.
Sementara Tim Thomas sudah kandas di tangan Korea pada babak semi final, Jum'at kemarin.
Ternyata Tim Indonesia masih perlu banyak belajar yang lebih dari yang sudah-sudah. Bukan hanya taktik dan strategi. Namun semangat dan daya juang nampaknya masih perlu diasah lagi dan lagi.
Hidup Indonesia!
Merdeka atau Ma .... (buk/ti/lu) *)
*) Coret yang tak perlu.
No comments:
Post a Comment