Wikipedia menulis tentang orang kidal sebagai berikut:
Orang yang kidal lebih banyak menggunakan tangan kirinya daripada tangan kanannya. Ia biasanya menggunakan tangan kirinya untuk berbagai pekerjaan seperti misalnya untuk menyisir rambut, memasak, dll. Menulis tidak dapat digunakan untuk menentukan apakah seseorang kidal atau bukan, karena sebagian orang yang kidal menggunakan tangan kanannya untuk menulis, sementara untuk segala hal yang lainnya menggunakan tangan kanannya.
Kira-kira 8–15% dari penduduk dewasa adalah kidal.[1] Berbagai penelitian menunjukkan bahwa tangan kidal lebih umum ditemukan di kalangan laki-laki daripada perempuan,[2] dan lebih banyak di kalangan kaum heteroseksual dibandingkan dengan kaum homoseksual.[3] Dibandingkan dengan masyarakat umum, tangan kidal lebih sering muncul di kalangan kembar identik,[4]dan sejumlah kelompok orang yang mengalami gangguan neurologis (epilepsi,[5] Down’s Syndrome,[6] autisme,[7] retardasi mental,[8] etc.) Dari segi statistik, seseorang yang memiliki saudara kembar yang kidal mempunyai 76% kemungkinan untuk juga kidal. [9]
Saya dilahirkan sebagai orang kidal. Namun, sesuai dengan tata krama di Indonesia, kidal itu jelek. Makanya saya (dengan susah payah) belajar untuk tidak kidal. Walau berhasil, namun tidak bisa maksimal. Akhirnya saya bisa pakai tangan kiri ataupun tangan kanan untuk melakukan sesuatu (khusus untuk keperluan buang air [besar dan kecil] selalu pakai tangan kiri.
Menurut para ahli, kalau orang dipaksa memakai tangan kanan (padahal ia kidal) kemampuannya tidak menjadi maksimal.
Anak saya yang kecil ternyata mengikuti jejak saya. Kidal. Oleh ibunya seringdisuruh pakai tangan kanan untuk (misalnya) menulis, maka. Tapi tak pernah berhasil.
Kalau sikap saya, saya biarkan. Saya tak ingin dia nanti seperti saya. Kemampuan yang dimiliki tidak bisa berkembang dengan maksimal.
Kidal bukan tidak baik. Memang tidak umum. Tapi apa salahnya
No comments:
Post a Comment