Selepas Magrib, saya baru bisa meninggalkan kantor, karena ada pekerjaan yang harus saya selesaikan. Sementara situasi kota Malang hujan masih saja turun, meskipun tidak begitu deras seperti tadi sore.
Dari Kecamatan Kedungkandang, tempat saya bekerja, saya pulang menuju Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Jarak yang saya tempuh tiap hari sekitar 50 km pulang pergi (Mestinya pergi pulang. Sebab kalau pulang pergi, kapan pulangnya?)
Kondisi jalan terasa licin, walau kendaraan yang lewat tidak begitu banyak. Apalagi yang naik sepeda motor (Suzuki Bravo) seperti saya, hanya satu dua saja yang lewat. Yang banyak adalah kendaraan berjenis mobil.
Lima kilometer menjelang rumah saya, di sebuah perempatan, tanpa dinyana, sebuah mobil sedan Toyota Avanza. Entah karena kondisi yang letih, atau karena saya lengah sejenak, gerak reflek saya terlambat bereaksi. Dan, bruuuaaaakkkkk! Pintu belakang mobil itu pun diseruduk sepeda motor saya. Astaghfirullaaaaaahhhh! Hanya itu yang keluar dari mulut saya.
Alhamdulillah, saya masih sadar. Bahkan saya sempat mematikan sepeda motor saya. Lantas mencoba berdiri, sambil dibantu oleh orang-orang yang ada di sekitar lokasi kejadian.
Alhamdulillah, meskipun kaki saya sebelah kiri terasa begitu sakit, namun saya masih bisa berjalan, meski hanya tertatih-tatih menepi mencari tempat duduk.
Hidung saya seperti ada cairan yang meleleh. Setelah saya lihat, ternyata darah. Segera saya usap dengan kedua tangan saya.
Kemudian datang dua orang petugas dari kepolisian, yang kebetulan sedang bertugas menjaga situasi di depan gereja.
Singkat kata, saya dengan mobil yang saya tabrak, pergi ke Puskesmas terdekat. Setelah diperiksa, tak ada masalah yang serius dengan tubuh saya, kami pergi ke pos polisi, yang tak jauh dari tempat kejadian.
Kami membuat kesepakatan damai, Pihak pemilik mobil bersedia untuk "sekedar" memberikan ganti rugi. Karena menurut aturan yang ada, pemotong jalan harus memprioritaskan kendaraan yang sedang berjalan lurus, yaitu saya.
Intinya, semua lantas selesai dalam damai.
Pintu mobil sedan saya lihat "penyok". Sementara sepeda motor saya tak bisa dikendarai, sehingga harus dimasukkan bengkel. Sedang saya sendiri, kaki kana seperti salah urat. Sulit untuk bisa jalan.
Lepas dari itu semua, saya bersyukur bahwa saya masih diberikan kehidupan.
No comments:
Post a Comment